Lelah Yang Baik Itu Seperti Apa?

Bunda pernah merasa lelah menjaga anak-anak? Atau sampai jenuh menghadapi sikap mereka? Iya lah, berkutat seharian dengan urusan anak dan rumah tangga, siapa yang gak lelah. Namanya punya anak, kata lelah bisa saja sebagai ungkapan ibu mengeluarkan uneg-unegnya. Resiko menikah dan mempiliki keturunan, siap gak siap mesti dijalani.a

Saya pun kadang merasakan demikian lo Bun. Menghadapi tingkah dan pola anak yang berlaku “semena-mena”, kadang membuat kita harus mengurut dada menghadapinya. Baru saja selesai beberes, rumah kembali berantakan. Tumpahan sisa makanan, jejak kaki tanah, lemari kain yang acak-acakan, serta air disana sini. Belum lagi saling kejar-kejaran sampai kursi miring, vas bunga berjatuhan, taplak meja ketarik. Hadeuh..Bikin stress ya Bun.

Lelah baik seorang ibu
Lelah baik seorang ibu



Menghadapi anak yang super aktif, perlu kesabaran yang tinggi serta trik tersendiri. Memarahinya hanya akan membuatnya semakin menjadi-jadi. Sedikit kedisiplinan akan membuatnya patuh dan terbiasa bertanggung jawab. Seperti yang saya lakukan, bila mereka bermain mainan, harus dikumpulkan kembali dan taruh di tempat semula, kalau melanggar, dia tidak akan menjumpai mainan itu keesokan harinya. Ini bukan semacam ancaman ya Bun, tapi saya coba mendidik anak untuk lebih bertanggung jawab pada diri sendiri.

Berbahagia lah Bunda yang merasakan lelah dan capek dalam mengurus anak-anak. Seharian di rumah semua dilakukan dengan kesabaran. Tapi jangan lelah Bun, lelah bunda sangat disukai oleh Allah. Tidak hanya itu saja Bun, ada beberapa “LELAH” yang disukai oleh Allah. Seperti yang dikutip dari Ustad Ansar. Penge tau?

Ada 8 kelelahan yang disukai Allah SWT dan RasulNya :
1. Lelah dalam berjihad di jalan-Nya (QS. 9:111)
2. Lelah dalam berda'wah/mengajak kepada kebaikan (QS.41:33)
3. Lelah dalam beribadah dan beramal sholeh (QS.29:69)
4. Lelah mengandung, melahirkan, menyusui. merawat dan mendidik putra/putri amanah Ilahi (QS. 31:14)
5. Lelah dalam mencari nafkah halal QS. 62:10)
6. Lelah mengurus keluarga (QS. 66:6)
7. Lelah dalam belajar/menuntut ilmu (QS. 3:79)
8. Lelah dalam kesusahan, kekurangan dan sakit (QS.2:155)

Semoga kelelahan dan kepayahan yang kita rasakan menjadi bagian yang disukai Allah dan RasulNya. Aamiin yaa Rabbal-'aalamiin

LELAH ITU NIKMAT
Bagaimana mungkin? Logikanya bagaimana? Jika anda seorang ayah, yang seharian bekerja keras mencari nafkah sehingga pulang ke rumah dalam kelelahan yang sangat. Itu adalah nikmat Allah swt yang luar biasa, karena banyak orang yang saat ini menganggur dan bingung mencari kerja.

Jika anda seorang istri yang selalu kelelahan dengan tugas rumah tangga dan tugas melayani suami yang tidak pernah habis. Sungguh itu nikmat luar biasa, karena betapa banyak wanita sedang menanti-nanti untuk menjadi seorang istri, namun jodoh tak kunjung hadir.

Jika kita orang tua yang sangat lelah tiap hari, karena merawat dan mendidik anak-anak, sungguh itu nikmat yang luar biasa. Karena betapa banyak pasangan yang sedang menanti hadirnya buah hati, sementara Allah swt belum berkenan memberi amanah.


LELAH MENDIDIK ANAK
Di hari kiamat kelak, ada sepasang orangtua yang diberi dua pakaian (teramat indah) yang belum pernah dikenakan oleh penduduk bumi. Seseorang bertanya ”Dengan amalan apa kami bisa memperoleh pakaian seperti ini?” Dikatakan kepada mereka: “Dengan (kesabaran)mu dalam mengajarkan Al-Qur’an kepada anak-anakmu.”

Merawat dan mendidik anak untuk menjadi generasi shaleh/shalehah bukan urusan yang mudah. Betapa berat dan sangat melelahkan. Harta saja tidak cukup. Betapa banyak orang-orang kaya yang anaknya “gagal” karena mereka sibuk mencari harta, namun abai terhadap pendidikan anak. Mereka mengira dengan uang segalanya bisa diwujudkan. Namun, uang dibuat tidak berdaya saat anak-anak telah menjadi pendurhaka.

Berbahagialah manusia yang selama ini merasakan kelelahan dan berhati-hatilah yang tidak mau berlelah-lelah. Segala sesuatu ada hitungannya di sisi Allah SWT. Kebaikan yang besar mendapat keutamaan, kebaikan kecil tidak akan pernah terlupakan.
Rasulullah SAW bersabda: Pahalamu sesuai dengan kadar lelahmu.
Allah swt akan selalu menilai dan menghitung dengan teliti dan tepat atas semua prestasi hidup kita, sebagaimana firman-Nya:
Dan bahwasanya seorang manusia tidak memperoleh selain apa yang telah diusahakannya. Dan bahwasanya usahanya itu kelak akan diperlihatkan kepadanya. Kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna”. (QS. An-Najm: 39-41).

LELAH DALAM MENCARI NAFKAH
Suatu ketika Nabi saw dan para sahabat melihat ada seorang laki-laki yang sangat rajin dan ulet dalam bekerja, seorang sahabat berkomentar: “Wahai Rasulullah, andai saja keuletannya itu dipergunakannya di jalan Allah.”

Rasulullah SAW menjawab:
Apabila dia keluar mencari rezeki karena anaknya yang masih kecil, maka dia di jalan Allah
Apabila dia keluar mencari rejeki karena kedua orang tuanya yang sudah renta, maka dia di jalan Allah. Apabila dia keluar mencari rejeki karena dirinya sendiri supaya terjaga harga dirinya, maka dia di jalan Allah. Apabila dia keluar mencari rejeki karena riya’ dan kesombongan, maka dia di jalan setan.”
(Al-Mundziri, At-Targhîb wa At-Tarhîb).

Sungguh penghargaan yang luar biasa kepada siapa pun yang lelah bekerja mencari nafkah. Islam memandang bahwa usaha mencukupi kebutuhan hidup di dunia juga memiliki dimensi akhirat. Bahkan secara khusus Rasulullah SAW memberikan kabar gembira kepada siapa pun yang kelelahan dalam mencari rejeki. “Barangsiapa pada malam hari merasakan kelelahan mencari rejeki pada siang harinya, maka pada malam itu ia diampuni dosanya oleh Allah SWT.”
Tidak ada yang sia-sia bagi seorang muslim, kecuali di dalamnya selalu ada keutamaan.
Kelelahan dalam bekerja bisa mengantarkan meraih kebahagiaan dunia berupa harta, di sisi lain dia mendapatkan keutamaan akhirat dengan terhapusnya dosa-dosa. Syaratnya bekerja dan lelah. Bukankah ini bukti tak terbantahkan, bahwa kelelahan ternyata nikmat yang luar biasa?

Masih ada yang mengeluh dengan imbalan yang sudah sangat jelas dijanjikan? Sungguh berharga lelah itu ya Bun. Rasa lelah seakan terhapuskan bila tangan suami ikut membantu meringankan. Sesuatu yang baik tidak akan ada yang sia-sia. Selagi kita ikhlas menjalankannya, pasti ada balasan yang setimpal.

Mari Bun, jadikan setiap lelah kita ladang amal di akhirat nanti. Moga bermanfaat.


12 comments

  1. Kalau capek fisik mungkin manusiawi, ya. Saya rasa semua manusia bisa capek. Jadi paling saya manage aja. Apalagi anak-anak kan sekarang semakin bisa diajak ngobrol. Kalau saya cape fisik, paling bilang ke mereka. Izin istirahat sebentar. Pokoknya diatur gimana caranya supaya jangan sampe jadi cape hati. :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Waduh, asyik ya mbak, bisa izin istirahat dan anaknya ngerti. Kadang saya sempat ngeluh juga. Cuma cepat sadar kembali :)

      Delete
  2. Usia anak balita lagi manja dan rewel2nya. Kalau dibilang lelah pastinya. Tapi yaitu tadi kembali kepada keutamaan dan nikmat lelah...
    Semoga apa yg sudah dilakukan menjadi bagian amal dalam ridho Nya
    Amin

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin mbak. mudah-mudahan kita selalu lelah karena nikmatNYA

      Delete
  3. Kala anak-anak masih kecil, lelah itu memang mudah sekali menyerang. Cara paling mudah yang aku lakukan biasanya dengan menurunkan standar. Jangan membebani diri dengan target-target yang bikin kita merasa "useless". Perasaan seperti ini yang lebih membuat lelah ketimbang capek fisik

    ReplyDelete
    Replies
    1. Setuju mbak. jangan sampai target tak terpenuhi bikin lelah hati sendiri

      Delete
  4. Ah, delapan kelelahan itu jadi obat hati ya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Obathati dan membuat kita lebih istiqomah mbak

      Delete
  5. aku nih lagi ngurus anak 3 sendirian, LDR dan tanpa ART

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nguji banget nih mbak kesabarannya. Tetap sabar dan semangat mbak.

      Delete
  6. kalau lelah biasanya nangis sambil peluk anak huaaa..

    ReplyDelete

Terima kasih telah berkunjung ke blog saya, silahkan berkomentar dengan sopan.