Anak Bunda sudah masuk SD? Tahun lalu anak
saya baru masuk sekolah Dasar Negeri dengan umur 6,8 tahun. Itupun masih cadangan lo.
Rata-rata di Batam, Sekolah Negeri harus mencapai umur 7, baru bisa diterima. Beda
dengan swasta, yang memperbolehkan umur minimal 6 pas pada periode daftar,
Juli. Quota yang kurang, ditambah saya tinggal di komplek yang masuk dalam lingkungan
sekolah atau di sebut juga "Bina Lingkungan", makanya anak saya dan
beberapa anak tetangga bisa di terima di sekolah sekarang ini.
Serangkai tes yang diadakan pihak sekolah, Alhamdulillah
anak saya bisa melewatinya. Seperti membaca kalimat, pengetahuan warna, dan pertanyaan tentang keluarga, nama sendiri, bapak ibu dan alamat
tempat tinggal. Padahal anak saya tidak TK lo Bun, tapi hanya saya ajar di rumah
dengan bantuan tantenya juga.
Sebetulnya andil terbesar yang bisa membuat anak saya "bisa" adalah tantenya. Saat bekerja, anak-anak
saya titipkan pada kakak saya, yang
kebetulan hanya di rumah membuka Les Bahasa Inggris. Rutinitas kerja saya
dengan rentang waktu 9 jam (8.00 sampai 17.00), mungkin hanya sebagian kecil saja
yang bisa saya tambahkan.
mendidik anak pintar |
Sedari kecil, kakak saya sudah membiasakan anak-anak berbicara
dengan Bahasa Inggris. Dan sampai sekarang pun mereka tetap menggunakan bahasa ini
bertiga. Anak-anak mengerti, walau kadang menjawabnya dengan campur, setengah Inggris setengah Indonesia. Adakalanya si sulung Queen bertanya bila tidak
tahu, dan selalu diajarkan beserta jawabannya. Makanya, bahasa Inggris bukanlah
bahasa yang asing di telinga anak-anak saya.
Sekedar informasi ni, kakak saya ini hobi traveling, dia
bahkan sudah melanglang Asia dan Eropa. Bekerja dengan orang asing dari tahun
95, tahun 2000, dia pun sudah menginjakan kakinya di Negari Ratu Elizabeth, selama satu bulan. Itupun karena teman bulenya, mau pulang kampung, dan menawarkan kakak saya untuk ikut.
Well, abaikan tentang kakak saya dan teman bulenya. Sekarang saya
mau membagi sedikit tentang metode pengajaran yang dilakukan kakak saya dalam Bahasa Inggris, dan tentu juga saya sebagai mak nya dalam penggunaan Bahasa. Alat bantunya, tentu saja stiker, gambar dan huruf yang di tempel pada dinding rumah.
PENGENALAN HURUF
Awalnya anak saya selalu ikutan menulis saat les berlangsung di
rumah. Walau
belum bisa, tapi keingintahuannya menulis begitu tinggi. Akhirnya dapat cara untuk mengajarkan secara simpel tapi dapat dimengerti untuk anak seusianya.
Pertama di ajarkan dahulu 5 huruf, dari a, b, c, d, e selanjutnya f, g, h, i, j, k sampai terakhir z. Tiga hari saja dengan usia yang masih 3,5 tahun, Queen sudah bisa menghafal dari a sampai z. Namun disini kakak saya tetaplah mengajarkan dia dengan pronoun Inggris. Dan setiap saya pulang kerja dia selalu melaporkan proses belajarnya, dan apa saja yang sudah dikuasainya. Awalnya dia belum bisa membedakan antara a dan e, dan e dan i.
Pertama di ajarkan dahulu 5 huruf, dari a, b, c, d, e selanjutnya f, g, h, i, j, k sampai terakhir z. Tiga hari saja dengan usia yang masih 3,5 tahun, Queen sudah bisa menghafal dari a sampai z. Namun disini kakak saya tetaplah mengajarkan dia dengan pronoun Inggris. Dan setiap saya pulang kerja dia selalu melaporkan proses belajarnya, dan apa saja yang sudah dikuasainya. Awalnya dia belum bisa membedakan antara a dan e, dan e dan i.
a dalam bahasa tetap di baca a, sedangkan dalam inggris a dibaca e.Makanya di saat saya baca a, tetap lah a dalam bahasa, tapi dianya tetap keukeuh bilang a itu adalah e.
e dalam bahasa tetap e, sedangkan i dalam inggris dibaca ai.
Lantas bagaimana dengan menulis huruf? Cukup dengan cara yang juga dimengerti oleh anak-anak saja. Seperti contoh di bawah ini.
Huruf b diucapkan one leg and big tummy. Satu kaki dengan perut besar.
Huruf i diucapkan one leg and spot up. Satu kaki dengan titik di atas.
Huruf k diucapkan dengan one leg, small leg and small leg. satu kaki, kaki kecil dan kaki kecil
Huruf w diucapkan dengan one leg, two leg, three leg and four leg.
Nah seperti itu seterusnya. Menulis sambil mencontoh gambar huruf yang ada di dinding.
Huruf b diucapkan one leg and big tummy. Satu kaki dengan perut besar.
Huruf i diucapkan one leg and spot up. Satu kaki dengan titik di atas.
Huruf k diucapkan dengan one leg, small leg and small leg. satu kaki, kaki kecil dan kaki kecil
Huruf w diucapkan dengan one leg, two leg, three leg and four leg.
Nah seperti itu seterusnya. Menulis sambil mencontoh gambar huruf yang ada di dinding.
Tetap dengan bantuan gambar, yang di mulai dengan pengenalan
angka 1 sampai 10, Queen diajarkan dengan cara
ditunjuk sambil diucapkan. Satu hari saja sudah hafal olehnya. Besoknya kakak
saya cuma bilang,” Queen, please count until ten”. Setelah dia tahu
angka dalam inggris, dilanjutkan dengan
saya mengajar dalam versi bahasa. Semuanya lancar juga dalam satu hari.
Lantas bagaimana bisa sampai 100? Angka sebelas ke 19 diajarkan dalam 2 hari. Disini ditekankan bahwa akhiran untuk angka satu di depan adalah teen setelah angka 12. Angka 20 dan seterusnya berakhiran ty, urutan angka harus sesuai dengan urutan pada angka awal. Seperti gambar di bawah ini.
MEMBACA PERKATA
Lantas bagaimana bisa sampai 100? Angka sebelas ke 19 diajarkan dalam 2 hari. Disini ditekankan bahwa akhiran untuk angka satu di depan adalah teen setelah angka 12. Angka 20 dan seterusnya berakhiran ty, urutan angka harus sesuai dengan urutan pada angka awal. Seperti gambar di bawah ini.
MEMBACA PERKATA
Sukses dengan huruf dan angka, dilanjutkan
dengan membaca perkata. Awalnya dengan
diucapkan seperti cara saya sekolah dulu. Namun harus diberi sedikit penekanan pada huruf awal.
l-a la l-u lu = lalu
diberi penekanan pada huruf l
b-u bu d-i di = budi
di beri penekanan pada huruf b
l-a la l-u lu = lalu
diberi penekanan pada huruf l
b-u bu d-i di = budi
di beri penekanan pada huruf b
Tidak hanya metode belajar yang saya andalkan. Saya juga
melengkapi anak saya dengan buku lain untuk dipelajarinya. Seperti, drawing
book, menyambung huruf dengan garis putus-putus, nama benda beserta gambar
dengan 2 versi, serta buku cerita bergambar.
Semua bisa cepat dikuasai, karena waktu yang sebagian besar
dengan kakak saya di rumah, yang memungkinkan dia dengan mudah belajar dengan
cepat. Apalagi pagi dan sore kakak saya mengajar bahasa Inggris yang kadang membuat
Queen suka nimbrung dan menjadi penjawab
terakhir dari ketidaktahuan
pertanyaan yang di lontarkan.
Saya dan kakak tidak memaksa anak saya harus belajar setiap
hari. Semua diajarkan apabila dia sudah meminta untuk belajar. Karena memaksa
anak untuk belajar di usia yang baru 3.5 tahun, yang masih suka main dan
berlarian kesana sini, tentu tidak baik untuk perkembangannya.
Alhasil di umur yang masih 4 tahun, anak saya sudah bisa membaca dan
menulis, walau tulisannya masih belum rapi. Karena itulah Queen
tidak saya masukan TK, karena saya pikir dia sudah menguasai angka dan
huruf dengan baik. Biarlah dia puas bermain dan belajar semaunya, berlari
kesana kesini, bahkan bolak balik ke kampung selagi masih belum masuk SD. Karena
saya tahu, masuk SD tidak mengharuskan anak untuk TK terlebih dahulu. Lagipun masih
bisa hemat lo Bun. Hehe
Dan sekarang
Queen pun sudah menunjukan prestasi yang cukup membanggakan. 6 bulan pertama
sudah meraih peringkat 3, dan mid semester yang akhir maret ini diadakan,
berhasil meraih peringkat 1. Wah..bahagia banget lo Bun.
Ketika menghadapi ujian, selain saya dampingi belajar, dan ada juga kunci yang selalu saya tekankan saat memulai ujian.
1. Sebelum
ujian berdoa terlebih dahulu.
2. Baca soal
dengan baik.
3. Jawab dulu pertanyaan yang tahu jawabannya.
4. Cek kembali
dengan menggunakan tangan soal dari nomor 1 sampai selesai, beserta jawabannya.
Jadi pembelajaran juga buat kita Bun, karena
sewaktu ujian semester pertama, anak saya sempat
terlewat menjawab satu soal yang memang saya lihat pertanyaannya pendek, sehingga
tidak terisi olehnya. Dan yang paling penting nih Bun, jangan lupa doakan anak kita setiap saat, apalagi saat ujian berlangsung.
Menjadi Ibu
dengan segala keahlian yang harus dimiliki tidak lah mudah. Seorang Ibu
benar-benar dituntut harus bisa menjadi guru, dokter, binatu dan juga pelayan.
Butuh kesabaran dalam mendidik anak untuk masa depan yang lebih baik nantinya. Bagaimana anak bisa sukses dalam agama, dan juga dalam karirnya
Sepenggal cerita dari keluarga kecil saya. Moga bermanfaat bagi bunda yang punya anak seusia Queen ya. Itu didikan anak saya, bagaimana dengan mas Didikan anaknya seperti apa sih? Share dong?
Saya dulu diajarin kakak juga. Jadi gak pernah TK, tapi bisa membaca sejak masuk SD :)
ReplyDeleteEra 90an beda dengan sekarang bang Uma.
DeleteWah info yang berguna banget nih buat saya biar nanti kalau punya anak sudah punya bekal.
ReplyDeleteMudah-mudahan cepat ya mbak.
DeleteSaya juga ngajari pakai dua bahasa..... Memang awalnya bingung. Saat menyebutkan sesuatu ingetnya lebih bahasa Inggris ketimbang bahasa Indonesianya... Hehehe. Repotnya kalau pas main sama temen, temennya bilang kucing, si kakak bersikeras cat.... abis dulu yang diinget Englishnya. Tapi sekarang sejak 5 tahun ke atas, sudah bisa membedakan.
ReplyDeleteHahahA..sama mbak menix, ada beberapa bahasa juga yang sempat keliru. Tapi sekarang sudah bisa membedakannya juga.
Deletesaya dulu diajari baca sama ibu pas jalan-jalan, jadi tiap ada papan reklame besar kami berhenti, saya disuruh baca. haha. Lumayan cukup membantu
ReplyDelete