Punya Rumah Sendiri, Kenapa Nggak?


"Rumah tidak hanya sebagai tempat kita berteduh, berkumpul dan bersilaturahim. Tapi juga sebagai tempat kembali terbaik yang pernah ada"

Bagi saya memiliki sebuah rumah, adalah suatu pencapaian yang luar biasa. Tidak semua orang mempunyai rumah. Tidak semua juga yang berpikir akan membeli rumah. Mereka yang lajang ataupun yang sudah menikah, walaupun terlintas di angan, tapi masih ditepis begitu saja. "Ah, gw kan gak akan menetap di sini?". Gitulah kira-kira kasarnya. Gak beda dengan saya. Bekerja jauh dari kampung halaman di Padang sana, yang bisa dibilang masih ada sisa tanah warisan, gak pernah terpikir juga kalau saya akan hidup dan menetap di Batam.

Punya rumah sendiri
Punya rumah sendiri


Saya yang boros, saya yang masih suka shopping, makan sepuasnya, ngelayap ke sana sini, jangankan rumah, mau merid aja gak pernah terlintas bang?. Padahal waktu itu sudah deket dengan "mantan pacar" (baca: suami) selama tiga tahun.

Gaya hidup yang tidak biasa, dan umur yang sudah melewati 25, membuat si mama prihatin, was-was dan perlu turun tangan. Gak puas hanya dengan hanya nelpon, akhirnya meluncur lah si mama ke Batam. Melihat keuangan saya yang gak tentu arah, si mama langsung ngomong bla..bla..bla, dengan segala advice ala orang tua. Ultimatum langsung keluar. Pertama saya harus segera menikah. Deg! kaget juga, mau bilang gak, takut nyakitin, jawab iyes masih ngeri. Pokoknya waktu itu, segala jurus ngeles dikeluarin lah, yang ujung-ujungnya bilang "ntar aja deh Ma, belum siap". Nunggu siapnya kapan? Takut juga kali si mama, takut terjadi hal-hal yang diinginkan. *Eh.

Ultimatum kedua, saya disuruh beli rumah. "Gak mau nikah, ya, udah, gimana kalo uangnya dipake beli rumah dulu? Toh kalo pun gak tinggal di Batam, rumahnya bisa dikontrakin kan?" Ujar nyokap kala itu. Walopun gak niat, suka gak suka, tapi saya pikir ada benarnya juga, menabung tapi dalam bentuk investasi properti.

Saya mulai bergerak dari mall ke mall tempat yang biasa banyak stand perumahan, sampai mengunjungi komplek perumahan yang sedang dibangun untuk mencari developernya. Akhirnya brosur terkumpul, saya mulai mensurvei daerah perumahan di sekitaran Batuaji. Karena emang dah niat, mau ambil rumah yang gak terlalu jauh dari tempat kerja.

Setelah nanya kakak dan advice dari si mama, awal 2007, rumah dengan tipe RS sudah menjadi milik saya. Yah, walaupun tipe kecil, tapi dibeli dari hasil jerih payah sendiri selama bekerja, bangga juga lah. Legaa banget. Di satu sisi saya terharu, di sisi lain, saya senang bisa menuhin harapan orang tua, walaupun harapan utama beliau, melihat saya menikah. Hadeuh.

Mau beli rumah, tapi belum terealisasi? 

Sekarang ini, rumah sudah menjadi kebutuhan primer, yang wajib dimiliki lajang sudah bekerja, apalagi yang sudah menikah. Kalo dilihat harga sih, memang sulit rasanya teraba oleh kantong. Secara, tabungan pun tidak mencukupi walau hanya membayar DP (Down Payment). Gimana cara mensiasati, agar sebuah rumah yang kita impikan, bisa kita peroleh? Ada sedikit tips nih, dari pengalaman yang sudah saya praktekan.

1. Niat.
Sesuatu yang di awali dengan nawaitu, pasti hasilnya tidak akan jauh dari planning.

2. Arisan.
Bukan arisan brondong, atau arisan tante-tante, tapi arisan uang. Ini salah satu cara juga ngumpulin uang tercepat lo.

3. Menyisihkan paksa sedikit dana untuk menabung.
Gak ada salahnya mulai menyisihkan dan menahan sedikit selera shopping dan pelesiran, demi suatu hasil yang menggiurkan.

4. Bergaul dengan orang baik.
Teman yang baik akan mengingatkan tentang hal yang baik, yang mau ngasih advice, dan kemajuan berpikir untuk masa depan yang baik.

5. Jangan lupa sedekah.
Banyak bersedekah, akan mengembalikan lebih dari apa yang kita beri. Makanya jangan pelit untuk bersedekah.

Setelah uang dianggap cukup, ada juga nih, hal-hal yang perlu diperhatikan saat akan membeli rumah.

1. Searching Brosur Perumahan.
Sebaiknya piih lokasi rumah yang akan di beli sesuai dengan kriteria dan selera. Yang dekat tempat kerja, pusat kota, piggiran kota, sekolah, pusat perbelanjaan, rumah sakit, pelabuhan,dll. Semua ada tersedia.

2. Bandingkan Harga.
Brosur yang diseleksi biasanya mempunyai harga yang sedikit  berbeda, sesuai dengan tipe rumah dan lokasi yang di ambil. Beda 1 atau 2 juta kan lumayan.

3. Perhatikan Sistem Pembayaran yang Tertera pada Brosur.
Biasanya developer menggratiskan pengurusan AJB (Akta Jual Beli) dan SHGB (Sertifikat Hak Guna Bangunan), pembayaran tanda jadi, dan sisa kelebihan tanah, bila yang diambil pada posisi hook. Perhatikan juga cara akad kredit jika membeli secara kredit. Sebaiknya bertanya ke marketing bila ada yang meragukan atau kurang jelas.

4. Pilih Rumah Hadap Timur.
Hadap timur otomatis matahari pagi akan menyinari rumah hingga menjelang siang. Sebaliknya bila memilih hadap Barat, akan dapat matahari sore dan tentunya akan membuat rumah panas lebih lama. Beda dengan hadap Utara atau Selatan, yang terpapar sinar matahari sekali 6 bulan saja.

5. Pilih Bangunan Besar, Tanah Luas
Salah satu hal penting juga bila kita memilih tipe rumah RS/Sederhana. Bila kita renov, lumayan mudah sih mendesain rumah besar. Tanah? Bangunan? Maksudnya apa sih? misal nih, tipe rumah 36/72, berarti bangunan 36, luas tanah 72m².

Intinya di sini, jangan ragu untuk membeli rumah. Kalaupun sekarang kita tinggal di "pondok mertua" ataupun mengontrak di tempat lain, alangkah baiknya mulai memikirkan punya rumah sendiri. Bayangkan saja, uang yang kita bayarkan untuk kontrak rumah, akan jauh lebih bermamfaat jika dibayar untuk rumah sendiri. Selain aman, kita juga tidak was-was jika suatu saat rumah yang kita tempati akan diambil pemiliknya.

Yuks..mulai investasi rumah dari sekarang. Harga rumah makin lama makin naik lo? Kalau saya sih, iyes untuk rumah. Kalau emak gaul, gimana yach?

"Rumah ideal tidak melulu besar dan mewah. Tapi tempat di mana kita merasa aman dan tentram berada di dalamnya".


Moga bermamfaat.

23 comments

  1. Beneeer, mumpung masih single, ga ada salahnya nyicil punya rumah, ya daripada duitnya habis buat shopping, jajan ga karuan, mending irit2 trus tahu2 punya "tabungan"

    ReplyDelete
    Replies
    1. Setuju mbak, mudah-mudahan semua yang muda yang berkarya punya pikiran sama ya mbak.

      Delete
  2. Iya biar uangnya gak nguap aja buat nyalon dan jejalan ya. Hahahaha

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaha.. Nyalon sekali-kali boleh dong mbak. Biar kinclong. hehe

      Delete
  3. mantab nih tips nya. jadi tahu kalau beli rumah harus di teliti sampai segitunya

    ReplyDelete
  4. Sepakaat yg paling penting kenyamanan yaaa...
    Trus klo niat beli rmh mmg hrs disegerakan krn harga properti tdk pernah turun selalu akan naik

    ReplyDelete
  5. Makasih tipsnya, Mbak. Semoga aku bakal bisa tinggal berduaan sama suami :) Selamat membeli rumah.

    ReplyDelete
  6. Noted banget dah. Pas kebetulan lagi pengin nabung buat rumah

    ReplyDelete
  7. Iy kmrn juga makasih mba gmn beli rumh tapi gk ngutang alhamdulillah mncoba ikhtiar dn mnjauhi Tina akhirnya punya

    ReplyDelete
  8. Semoga kesampaian juga punya rumah yang nyaman tapi luas hahahaa aamiin TFS mbak :D

    ReplyDelete
  9. Nah sepertinya yang menghadap timur ini yang tidak bisa saya dapatkan. Secara rumah dapat warisan dan batu saja renovasi kiri kanan sudah rumah orang...

    ReplyDelete
  10. Meskipun tidak mudah. Jika ada niat insyaallah akan ada jalan ya mbak. Bismillah nabung dikit2. Biar bisa pisah dr ibu

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yoi, bener tu mbak, yang penting niat dulu mau beli. hehe

      Delete
  11. Punya rumah itu rasanya senang banget, bisa menata rumah sendiri sesuai selera. Punya rumah juga jadi mengajarkan untuk bertanggungjawab

    ReplyDelete
    Replies
    1. bener banget bang Uma. Rumahku istanaku deh.

      Delete

Terima kasih telah berkunjung ke blog saya, silahkan berkomentar dengan sopan.