Bertahan dari Masa Sulit

Hidup akan terus mengalami perubahan. Masa-masa sulit tentu akan pernah dialami bersama pasangan. Banyak yang bertahan dan tidak sedikit juga yang berakhir dengan perceraian.

Menyatukan dua orang berbeda, butuh penyesuaian dan toleransi, agar tujuan membina rumah tangga bisa terealisasi. Keduanya harus mengkesampingkan ego demi ademnya biduk rumah tangga yang dilalui.

bertahan di masa sulit
bertahan di masa sulit



Bagaimana belajar mempertahankan hubungan dengan pasangan :

1. Mulai dari diri sendiri.
Perbaiki diri sendiri dan mulailah mengatasi perbedaan dan konflik dengam kesadaran yang tinggi. Lebih baik jujur, terbuka dan suarakan dengan jelas, apa yang diinginkan dan apa yang tidak. Jangan memaksa pasangan berubah.

2. Jangan Pernah Menyalahkan.
Menyalahkan pasangan tidak aakan memperbaiki keadaan. Diskusikan saja dengan baik.

3. Saling Mendengarkan.
Mungkin sebagian dari kita bukan pendengar yang baik. Bila pasangan sedang berbicara, tidak ada salahnya menjadi pendengar yang baik dan kemberikan tanggapan dengan porsi yang tepat.

4. Percaya 
Kepercayaan adalah hal yang sangat penting dalam suatu hubungan. Pupuk terus rasa percaya dengan mengasah komunikasi yang baik.

5. Saling Membantu.
Saling membantu pasangan dalam mengatasi hal-hal sulit dalam hidupnya, akan sangat membantu mempererat rasa cinta.

Jangan pernah mengatakan bahwa menikah dengan orang yang mempunyai kesamaan, akan menghasilkan buah perkawinan yang baik. Justru kehidupan akan berputar di keseharian yang sama. Memutuskan menikah, berarti menyatukan dua pribadi yang berbeda.

Jangan membiarkan ada jarak dalam hubungan dengan pasangan. Ingatlah masa-masa senang dan bahagia bersamanya. Jangan biarkan ruang kosong hatinya diisis oleh orang lain. Segera atasi sebelum terlambat.

Perkawinan yang baik tidak diukur dari banyaknya uang, besarnya rasa cinta dan lain sebagainya. Tapi patokan gagal dan berhasilnya perkawinan adalah bagaimana mengatasi konflik dan perbedaan yang terjadi dengan pasangan anda.
Selamat membaca. Moga bermanfaat.




6 comments

Sri murni said...

Setuju ah... Pernikahan itu dipersatukan dgn perbedaan... Hehehe... Jeni's kelaminnya aja da beda, apalagi sifat-sifatnya.... Thanks sharingnya kak....

Ana merya said...

Kebetulan pasangannya masih ldr di masa depan.
Jadi di bookmark aja dulu.. :D

Yulia Marza said...

Sama-sama mbak Menix.

Yulia Marza said...

Tetap semangat Ana, sekarang Ldr, minggu depan dah nyangkut satu. hehe

Lianda Marta said...

"Perkawinan yang baik tidak diukur dari banyaknya uang, besarnya rasa cinta dan lain sebagainya. Tapi patokan gagal dan berhasilnya perkawinan adalah bagaimana mengatasi konflik dan perbedaan yang terjadi dengan pasangan anda." --> setuju banget mbaaa!

Yulia Marza said...

Makasih Lia..