My Lifestyle Blog

Jumat 9 Juni 2017 lalu saya berkesempatan hadir meramaikan acara Blogger Gathering 2017 dari JNE, yang bertempat di Novotel Jodoh Batam. Acara ini diadakan hanya di 4 kota, Bogor 2 Juni, Bandung 4 Juni dan Batam adalah kota ke-3 tempat yang di pilih untuk penyelenggaraan event ini 9 Juni. Setelah Batam langsung ke Surabaya 16 Juni 2017. Awalnya gak nyangka bisa ikut bagian dalam acara ini. Dari info di grup, peserta dibatasi hanya untuk 35 orang saja. Cepat-cepat ngisi form, beberapa hari kemudian dapat email balasan dari Mas Rian Joharianto, bahwa saya salah satu yang terpilih untuk mengikuti Kopdar Blogger JNE. Senang lah pastinya. Ngelmu gratis, sambil sekalian poto-poto syantik. Acara yang berlangsung di Mosaic Lounge Novotel ini, mengambil tema Unpack Creative Content with JNE. Tidak tanggung-tanggung, narasumber yang dihadirkan adalah Pungki Prayitno, selaku blogger JNE, yang juga pernah dinobatkan sebagai Srikandi Blogger 2014. Serta seorang artis, pemain sinetron yang

Tak terasa Lebaran sudah di ambang pintu. Saatnya beli baju baru, sepatu baru, semuanya baru, rumah baru *eh. Asal jangan pasangan aja di ganti baru ya. Budaya orang kita nih, biasanya mau Lebaran ini, tidak hanya fashion aja yang jadi bahan pertimbangan. Tapi kebutuhan rasa pada hidangan yangdihidangkan, juga jadi hal penting setelah fashion. Tahun ini saya tidak membuat kue lebaran di rumah. Cukup pesan saja ama teman di tempat kerja, yang jauh-jauh hari sudah menawarkan diri merima jasa pembuatan kue. Alhasil, 6 macam kue seperti putri salju, kacang telor, peyek kacang, pancake durian, kacang kromo, kue keju terpesan sudah dengan total tagihan sebesar 275.000. Tapi anak-anak tidak puas dengan yang dibeli. Si sulung Queen malah sedikit memaksa saya untuk membuat sendiri kue koko crunch. " Mommy, buat koko crunch la, kak Nurul aja buat sama mama nya, masa kita nggak?" Itulah sedikit rayuan anak saya saat pulang kerja. "Tapi mommy capek queen, beli aja ya?&qu

Saya seorang ibu yang punya dua orang anak, berumur 7 dan 4 tahun. Selain itu, saya juga bekerja di sebuah perusahaan swasta di Batam. Bekerja dari senin sampai jum'at dengan rentang waktu 9 jam (pukul 8 pagi sampai 5 sore), hampir sebagian besar hari-hari saya dihabiskan di tempat kerja. Kesempatan bermain dengan anak-anak hanya saat pulang kerja, hingga mereka terlelap tidur jam 11 malam. Itupun gak full dihabiskan bersama mereka. Saya juga harus nyuci, masak, nyetrika dan membereskan rumah dengan segala benda yang kadang tidak berada di posisinya lagi. Lelah, capek dan stres, ya pasti lah. Apalagi kalau kerjaan kantor terlalu banyak menyita pikiran. Ditambah lagi anak-anak suka berlarian kesana kemari, yang puncaknya rumah kembali seperti kapal pecah. Sabar.. sabar.. ucapan itu yang sering saya tekankan dalam hati. Anak-anak memang menguji kesabaran. Tubuh lelah dan perut kosong, tidak jarang emosi tingkat tinggi sudah tidak bisa lagi ditahan. Kalau sudah seperti ini, maknya

Jumat 9 Juni 2017, anak pertama saya sudah naik ke kelas dua. Alhamdulillah, meraih peringkat dua dari 42 siswa. Bangga juga sih saya sebagai maknya. Awal permulaan yang baik di tahun pertama sekolahnya. Kalau ingat juara SD, saya jadi teringat kenangan 31 tahun silam, saat saya juga di kelas satu, meraih peringkat yang sama dengan yang anak saya raih sekarang. Apakah sejarah akan berulang? Masih kelas satu kali buk, masih jauh perjalanan sampai ke Perguruan Tinggi. Etapi, ada yang aneh dengan hasil laporan belajar siswa sekarang ini. Jauh banget bedanya dari raport saya dulu. Sekarang ini raport hanya berupa 3 lembar kertas ukuran Legal 8 1/2 x 14 inc. Padahal dulu zaman saya sekolah masih berbentuk buku dengan sampul yang terbungkus rapi. Marina Sentosa Hotel Kurang tau juga sih kapan berubahnya. Mungkin beda kurikulum beda sistem pelaporan kali ya. Gak pernah ngikutin persekolahan lagi sih. Baru tahu pas anak saya terima raport pertama. Sempat mikir juga, loh kok raportnya ane

Satu tahun belakangan ini, saya lumayan banyak mengunjungi tempat nongki yang membuat saya berdecak kagum. Selain nyaman, beberapa tempat ini juga didukung dengan dekorasi yang unik, tampilan yang menarik dan tentu saja ruangan yang di desain berupa gambar maupun kata-kata, yang menurut saya, seolah-olah mempunyai makna  untuk di sampaikan kepada pengunjung yang datang. Gambar dan tampilan yang menarik bukan datang begitu saja. Dibalik goresan demi goresan yang terpampang, ada seorang ahli yang mahir pada bidang tersebut, yakni seorang desainer. Seorang desainer tidak akan begitu fasih melakukan detail demi detail sebuah desain tanpa ada keahlian yang mendukungnya. Keahlian yang bisa membuat karakter berbagai produk, yang penyampaiannya bisa dalam bentuk gambar digital, kata-kata, yang diberi sentuhan virtual  yang tinggi. Nah, tekhnik seperti ini dinamakan dengan Desain Grafis. Jujur saja, saya belum paham betul apa itu desain grafis. Kalau soal desain men desain, waktu saya S