Akhir Desember kemarin, saya dan teman-teman sudah merencanakan untuk liburan ke Malaysia. Libur pertengahan Februari, yang bertepatan dengan libur Imlek akhir pekan, menjadi tanggal keberangkatan saya ke Kuala Lumpur. Walau hanya tiga hari, 15-18 Feb, saya dan 5 traveler cantik, mencoba tuk eksplor KL yang terkenal dengan ikon Twin Towernya itu.
Berangkat kamis sore sepulang kerja, saya menaiki ferry dari Batam Centre menuju Singapura. Jam kantor yang berakhir pukul lima petang, tidak memungkinkan saya dan teman-teman menaiki ferry Batam Centre ke Stulang Laut (Pelabuhan Laut di Johor Bahru). Last ferry Batam-Stulang Laut saja, ada di pukul 18.00WIB. Sedangkan dari kantor saya ke Batam Centre, ditempuh lebih kurang satu jam dalam kondisi normal. Jadi Batam-Stulang Laut, dicoret dari list itinerary.
Sampai di Batam Centre saya tak perlu Boarding Pass lagi. Beberapa hari sebelum keberangkatan, teman saya Sazila sudah melakukan Boarding Pass di Counter ferry yang akan kami naiki, yakni Batam Fast.
Kami langsung menuju Imigrasi Check yang berada di lantai 2. Antrian menuju Singapura tidak begitu panjang. Yang terlihat malah antrian panjang Arrival Passenger.
Saya bergegas naik ke ferry yang sudah bersandar di dermaga. Syukurlah ferry yang saya naiki berangkat tepat waktu, yakni pukul 7 malam. Barisan kursi kosong berjejer rapi di depan kami duduk. Angin yang mengguncang Batam beberapa minggu belakangan, menghasilkan alun yang cukup kuat. Kapal ferry beberapa kali naik turun tak beraturan. Alhasil, teman yang tidak tahan, sempat mengalami mual dan pusing.
***
Batam ke Singapura ditempuh satu jam kurang melalui jalur laut. Kami yang berangkat pukul 7 malam Batam time, sampai di Horbour Front (Pelabuhan Laut Singapur) pukul 9 malam waktu Singapura. Dua jam memang. Karena Singapura mempunyai perbedaan waktu satu jam lebih cepat dari Indonesia. Jika saya berangkat pukul 19.00WIB, di Singapura tentu sudah pukul 8 malam.
Saatnya masuk Imigrasi check. Saya sempat shock, terpana tak percaya. Imigrasi Singapura yang terkenal padat merayap, ngantri pun bisa bikin kaki gempor, hari ini cuma berdiri beberapa orang saja. Well, sesuatu banget deh, kalau malam ke negeri Singa ini. Bertepatan dengan Imlek sih ya, mungkin saja mereka pada pulang kampung dan sebagian lagi memilih liburan ke Batam
Naik MRT ke Jalan Besar
Lolos Imigrasi di Harbour Front, saya bergegas menuju stasiun MRT yang ada di ground floor Vivo Mall. Kami akan menaiki MRT ke China Town (Line Ungu). Disini posisinya interchange saja, karena kami akan ke jalur Biru untuk turun di Jalan Besar.
Sekedar informasi tuk temans yang baru ke Singapur, tidak perlu cemas dan bingung di negara ini, informasi dan petunjuk terpampang sangat jelas. Tidak ada coretan, apalagi sampah berserakan. Warganya pun sangat welcome bila kita bertanya sesuatu.
Sekedar informasi tuk temans yang baru ke Singapur, tidak perlu cemas dan bingung di negara ini, informasi dan petunjuk terpampang sangat jelas. Tidak ada coretan, apalagi sampah berserakan. Warganya pun sangat welcome bila kita bertanya sesuatu.
Terimal Bus Queen Street Singapura
Saya dan teman memilih ke Johor Bahru terlebih dahulu, karena bus langsung Singapur-Malaysia sudah full. Lagipula tarifnya lumayan mahal, libur Imlek bus pun laris manis.
Sebenarnya ada dua pilihan terminal menuju Johor. Di Kranji dan Jalan Besar dengan menaiki bus nomor 170 atau Causeway link. Tapi saya dan teman memilih ke Jalan Besar saja.
Di jalan besar ini, ada terminal bus yang bernama Queen Street. Di terminal ini lah saya bersama rombongan naik bus, menuju Larkin, Johor Bahru. Banyak bus bagus yang tersedia di terminal ini, yang bisa dipilih tuk dinaiki.
Saat kami tiba di Queen Street, bus berwarna kuning terang bertuliskan Causeway link akan segera berangkat. Dari casing luar bus, dah kinclong banget, ternyata, dalamnya gak jauh beda dari luarnya. Bersih, nyaman, deretan kursi empuk dan AC yang kenceng banget.
Saya segera berlari membeli tiket dengan harga $3.2 di loket yang menurut saya sederhana sekali. Tidak ada calo atau preman yang menarik-narik penumpang. Disini kami diberi tiket bus, yang selanjutnya tiket ini menjadi bukti sah menuju Larkin, JB. Tiket jangan sampai hilang ya, kalau hilang, mungkin harus bayar dengan uang cas atau kartu EZ Link.
Bus dari Terminal Queen Street ini akan berhenti di Woodland Check Point Singapur dan Malaysia. Karena saya kan meninggalkan Singapura dan masuk ke Malaysia. Sama seperti Batam, antrian tidak terlalu ramai, hanya 10 menit menunggu, saya sudah dapat giliran stamp paspor.
Kemana Saya Setelah Stamp Paspor?
Selesai stamp paspor, saya bergegas turun ke bawah tempat bus yang telah menunggu. Syukurlah saya menaiki bus yang sama dengan yang dinaiki tadi. Jika terlambat, saya harus menunggu bus yang ber-merk sama setelahnya.
Untuk info nih buat man teman yang mau ke Malaysia via Singapur, jadwal bus selalu on time. Penuh atau tidak mereka tetap berangkat sesuai jadwal. Dan pada setiap area tunggu bis, ada automatic time yang memberitahukan setiap kedatangan bus berikutnya.
Kemana Saya Setelah Stamp Paspor?
Selesai stamp paspor, saya bergegas turun ke bawah tempat bus yang telah menunggu. Syukurlah saya menaiki bus yang sama dengan yang dinaiki tadi. Jika terlambat, saya harus menunggu bus yang ber-merk sama setelahnya.
Untuk info nih buat man teman yang mau ke Malaysia via Singapur, jadwal bus selalu on time. Penuh atau tidak mereka tetap berangkat sesuai jadwal. Dan pada setiap area tunggu bis, ada automatic time yang memberitahukan setiap kedatangan bus berikutnya.
Menuju Larkin Johor Bahru
Bus melaju cukup tenang dijalanan aspal yang tidak begitu ramai. Posisi duduk yang tepat dibawah AC, membuat tubuh saya menggigil kedinginan. Jaket penutup kepala yang saya bawa dari rumah, cukup membuat hangat tubuh ini selama 35 menit perjalanan.
Karena saya berangkat malam, ada beberapa item nih yang saya siapkan saat keberangkatan.
1. Tas kecil.
Usahakan membawa tas kecil/sandang, tempat meletakan paspor, dompet, hp dan benda penting lainnya.
2. Jaket.
Udara malam yang dingin, ditambah AC bus yang cukup menusuk kulit, jaket hal terbaik untuk mensiasatinya.
3. Mineral Water.
Udara dingin jangan sampai membuat dehidrasi. Tetap sediakan botol minum untuk memgantisipasi kulit dan kerongkongan kering.
4. Headset.
Bila mata tak mau terlelap, mendengarkan musik dari Hp adalah solusi terbaik.
Johor Bahru ke Kuala Lumpur
Saya sampai di Johor Bahru pukul 11.30 malam. Mungkin ini pengalaman terburuk saya mengunjungi KL. Tiket bus udah sold out semua. Salah kami juga sih, gak booking tiket jauh hari, jadinya ya gini, tiket tinggal diharga 85RM, padahal harga normal cuma diangka 55RM. Mau tak mau kami terpaksa ambil tiket itu dan berangkat pukul 1 dini hari.
Alhamdulillaah berangkat juga gumam saya dalam hati. Saatnya tidur, biar segar esok harinya. Karena saya dan teman-teman langsung menuju Genting Highland.
Mobil yang kami tumpangi masuk BTS ( Bandar Tasik Selatan) saat azan subuh mengumandang. Antara sadar baru bangun dan hasrat ingin tidur lagi, saya harus siap-siap mengemas barang-barang agar tak tercecer di mobil.
Masuk BTS suasana layaknya Mall. Terdiri dari beberapa lantai dengan eskalator dan dan suasana riuhnya. Kami langsung mencari kamar ganti di lantai dua untuk mandi dan ganti baju. Selanjutnya kami mengisi perut di salah satu kedai nasi yang lumayan enak, biar ada tenaga untuk menuju Genting. Gimana perjalanann saya ke Genting Highland? Di artikel selanjutnya ya..
No comments
Post a Comment