Bersandarnya KRI Bima Suci di Batu Ampar Batam

KRI Bima Suci. Pukul tiga lewat lima, mobil yang saya tumpangi sampe di depan BCA Jodoh. Rencananya saya dan krucils, akan turun di U turn Jodoh, selanjutnya menuju Batu Ampar, untuk melihat Kapal KRI Bima Suci. Namun rencana tak sesuai harapan, hujan deras yang turun tiba-tiba, membuyarkan angan saya untuk segera sampai di Pelabuhan Batu Ampar.

Cuaca Batam memang tidak bisa diprediksi. Padahal dari Batuaji hingga Nagoya, langit terang benderang, tanpa awan hitam menaungi. Berbeda ketika saya akan turun di perhentian. Cuaca sudah tak bersahabat. Tanpa persediaan payung, tak adanya tempat berteduh, akhirnya saya lanjut ke DC Mall saja.

Pukul 15.45 saya coba mengintip dari balik kaca mall. Hujan telah reda, langit arah Batuampar tampak terang dengan hiasaan rona kemerahan. Hanya setumpuk awan hitam yang mengarah ke Batu Aji. Aman, begitulah gumaman saya dalam hati. Bergegas saya dan krucils menuju Batuampar tempat di mana Kapal KRI Bima Suci bersandar.

***

Lalu lintas pelabuhan Batu Ampar, tampak berbeda dari biasanya. Truk besar dan kontainer yang biasa wara-wiri keluar masuk pelabuhan, sekarang diselingi oleh mobil dan motor pribadi. Semua tak lain tak bukan untuk melihat secara langsung KRI Bima Suci.

Ya, senin ini, selama tiga hari ke depan, 14-16 October 2019, KRI Bima Suci akan menyapa warga Batam sekaligus bisa naik dan menyaksikan langsung kapal kebanggaan RI ini.

Sampai di gerbang dengan membawa dua anak, saya pikir akan aman dan tak ada drama selama perjalanan. Saya berasumsi,  pasti KRI Bima Suci bersandar tak jauh dari gerbang pelabuhan. Jujur, ini pertama kali saya masuk ke Pelabuhan Batu Ampar. Pernah lewat, dan hanya gerbang yang jadi titik fokus saya kala itu. Tidak pernah sedikit pun terbersit ingin masuk ke pelabuhan barang ini.

Ternyata apa yang saya pikirkan jauh dari kenyataan. Kapal ini bersandar di ujung dermaga. Itupun saya tau dari bapak yang berjaga pada gerbang masuk.

"Mau kemana Ibu?'
"Mau melihat kapal Bima Suci Pak" jawab saya
"Gak bawa kendaraan" tanya si bapak lagi
"Nggak Pak" jawab saya lagi dengan polosnya
"Jauh lo buk" balas si bapak
Di otak pun langsung keluar tanda?*&*xx**# 

Saya termangu, gimana saya dan krucils bisa sampai ke sana dengan kata "jauh" yang dibilang si bapak? Oh, saya ingat, saya akan pesan gocar saja. Belum sempat saya order gocar, si bapak yang mungkin kasihan melihat wajah saya yang kelelahan menggedong si bontot, akhirnya menyuruh salah satu anggotanya mengantar saya ke dermaga KRI Bima Suci. Alhamdulillah, ucap saya dalam hati. Sekitar 5 menit dengan laju kendaraan 50km/jam saya pun sampai di tempat tujuan. Tak lupa saya ucapkan terima kasih ke bapak yang sudah berbaik hati mengantarkan saya.


KRI Bima Suci di Batam
KRI Bima Suci di Batam


KRI BIMA SUCI SINGGAH DI BATAM

Perlahan saya langkahkan kaki sambil menggendong si bontot, ke rute masuk yang berada di tengah badan kapal. Di hari pertama ini, warga belum membludak, antrian lancar jaya. Mungkin hujan yang membuat massa memilih leyeh-leyeh di rumah daripada jalan ke Pelabuhan. Lumayan lah, setidaknya saya lebih bisa leluasa ke sana ke mari dan berpoto ria tanpa ada gangguan wara-wiri massa.
KRI Bima Suci di Batam
KRI Bima Suci di Batam



Di sekitar kapal, terlihat pengunjung mulai dari anak-anak, remaja, kakak, tante, bapak, ibu-ibu berfoto dengan latar tank dan pelampung yang diparkir di luar kapal. Sebelahnya berjejer rapi mobil dan motor warga dan beberapa instansi pemerintah yang ikut menyambut kedatangan KRI Bima Suci.

Namun yang jadi pertanyaan, dalam rangka apa KRI Bima Suci berlabuh di Batam?

Tahun lalu, KRI Bima Suci juga bersandar di Batu Ampar. Sayang, karena satu dan lain hal, saya tidak bisa menyaksikan langsung gagahnya kapal ini. Tahun ini, Batam kembali disinggahi Bima Suci setelah berlayar di 8 negara.
⇒ Manila (Philipina) 
⇒ Osaka (Jepang)
⇒ Busan (Korea)
⇒ Shanghai (China)
⇒ Brunei Darussalam
⇒ Lumut (Malaysia)
⇒ Phuket (Thailand)
⇒ Rangon (Myanmar)
setelah Batam akan singgah di Bali, lalu ke Darwin (Australia) dan kembali ke Surabaya

KRI Bima yang tergabung dalam Satgas Pelayaran Diplomasi Duta Bangsa akan mengadakan sosialisasi dan promosi ke sekolah-sekolah SMK dan SMA yang ada di Kota Batam, tentang Trinitas Angkatan Laut", yakni kekuatan militer, diplomasi dan polisionil. Selain itu, juga melakukan display dan kirab Genderang Suling Gita Jala Taruna AAL, cocktail party dan kunjungan ke Walikota Batam, serta kunjungan ke Polda KepRi.


SEKILAS TENTANG KRI BIMA SUCI 


"KRI Bima Suci-945 (atau KRI Bima Suci) merupakan kapal layar latih bagi taruna/kadet pengganti kapal legendaris KRI Dewaruci yang sudah beroperasi sejak 1953. Melalui peresmian tersebut, KRI Bima Suci masuk ke dalam jajaran TNI Angkatan Laut sebagai Kapal Layar Latih Akademi Angkatan Laut (AAL)."
KRI Bima Suci di Batam
KRI Bima Suci di Batam


Kapal ini memiliki layar tiang tinggi dengan ukuran panjang 111,20 meter, lebar 13,65 meter, kedalaman draft 5,95 meter, dan tinggi maksimal tiang layar 49 meter dari permukaan dek atas. Sedangkan tiga tiang, memiliki 26 layar dengan luas keseluruhan layar 3.352 meter persegi. Ketinggian dek utamanya 9,20 meter dari permukaan laut. Cukup tangguh dan istimewa lah menurut saya.

KRI Bima Suci memulai pelayaran dengan titik awal Dermaga Ujung Koarmada II Surabaya. Selama 96 hari, kapal ini akan singgah ke beberapa negara seperti, Philipina, Jepang, Korea, China, Brunei Darussalam, Malaysia, Thailand, Myanmar, dan Australia, selanjutnya balik lagi ke Surabaya.

Tergabung dalam Satgas Kartika Jala Krida, pelayaran kali ini dalam rangka Diplomasi duta Bangsa tahun 2019, yang membawa misi diplomasi dengan bertemakan "Maritime Fulctrum Brotherhood", menunjukkan bahwa Indonesia adalah poros maritim dunia sekaligus memperkenalkan karakter kebudayaan Indonesia, TNI Angkatan Laut kepada negara sahabat, dengan harapan, ragam budaya dan kesenian yang diperkenalkan membawa dampak positif, khususnya pada negara tujuan Satlat Kartika Jala Krida 2019.

DI ATAS KAPAL KRI BIMA SUCI

Jalur yang disediakan dari dermaga menuju atas kapal, hanya bisa dilalui oleh satu orang. Sebelum masuk, pengunjung harus berbaris agar tak berdesakan. Syukur bagi saya, di hari pertama, pengunjung tak terlalu ramai. Hanya beberapa detik di antrian, saya sudah sampai di badan kapal. Lagipula ada taruna yang berjaga sigap membantu pengunjung menaiki dan turun dari kapal.

Pandangan pertama saya mengarah ke tiang tinggi kapal. Di atasnya terpasang bendera negara yang  telah dikunjungi. Tak lupa juga sang Saka Merah Putih dengan gagahnya berkibar di sisi kapal. Selain itu, setiap anak tangga berwarna emas dan bertuliskan Bima Suci. Tali Kapal juga tak luput dari perhatian saya, besar dan panjang.

Coba melewati lorong belakang kapal, tampak pengunjung berselfie dan wefie bersama taruna yang memang berbadan kekar. Hmm.. kalo gak bawa anak mah, saya juga penger berfoto bersama taruna itu. hahaha.

Menuju tengah kapal, masih banyak yang mengabadikan momen kapal dan selfie bersama Taruna, namun terlihat beberapa pelajar yang masih mengenakan seragam sekolah, duduk dengan catatan di bawah banner yang terpasang. Di kapal ini memang terpasang beberapa informasi mengenai kapal, rute, negara yang sudah di lalui serta beberapa info tentang pelayaran.
Sedang asyik melihat keadaaan kapal, saya bertemu dengan mbak Menix, Azka dan Kenzie. Surprise banget. Setelah bincang sebentar, Mbak Menix, Azka, Kenzie dan Queen lanjut ke lantai dua, sedangkan saya masih menggendong Kenzo yang menangis minta pulang ke rumah. Hiks.

Puas melihat sekeliling kapal, saya pun pamit ke Mbak Menix nak balik duluan. Namun drama kembali terjadi, bagaimana saya nak sampai ke luar gerbang?

Coba pesan gocar, alamat tak terdeteksi plus sinyal yang on off akibat hujan. Terpaksa nunggu, berharap sinyal kembali normal atau ada kenalan yang bisa ditumpangi.

Sekitar sepuluh menitan, mbak Menix akhirnya pulang, dan menawarkan tumpangan. Bagaimana bisa motor bisa muat dengan kami yang masing-masing membawa dua anak? Akhirnya mba Menix  memilih dua trip, antar anak yang besar duluan, selanjutnya balik menjemput saya.

Alhamdulillah banget, terima kasih kebaikan mba Menix. Sehat terus ya mba, calon debaynya juga. Aamiin.

Sampai di gerbang Batu Ampar, pesan gocar dan langsung meluncur pulang. Selesai sudah drama demi menyaksikan KRI Bima Suci di Pelabuhan Batu Ampar. Moga aja tahun depan, Kri Bima Suci kembali berlabuh di Batam, dan saya pun bisa kembali ke sini, tanpa drama yang menghantui.



KRI Bima Suci di Batam
Tangga menuju Dek Atas kapal

KRI Bima Suci di Batam
Ada juga KRI Imam Bonjol



2 comments

sufyan Yaan said...

Telah singgah beberapa kali di Batam ya

Yulia Marza said...

Iya mas, setau saya dua kali, tahun kemarin ama tahun ini.