Ternyata keju cheddar itu enak banget! Saya baru merasakan enaknya keju cheddar ketika si sulung berusia satu setengah tahun. Waktu itu saya akan menyajikan potongan buah dengan taburan topping keju. Iseng saya ambil sejumput keju cheddar, wow.. ternyata ini toh rasanya.
Saya baru mencoba rasa keju setelah memiliki anak. Asin, gurih dan creamy banget. Waktu kecil, saya tidak pernah mengkonsumsi keju. Ekonomi orangtua yang pas-pasan, dan didukung jumlah saudara 7 orang, mustahil rasanya orangtua membelikan kami keju. Apalagi di era 80-90an, keju dikenal sebagai makanan bule, langka, dan mahal. Jangankan mencicipi, melihat bentuk keju seperti apa, bagaimana rasanya pun tidak pernah.
Oleh karena itu, awal memiliki anak, saya hanya menyajikan menu makan si kecil tanpa embel-embel lain. Sajian buah, ya murni buah aja. Atau sayuran dikukus sebagai teman bubur. Ibu muda awam seperti saya, tidak pernah terlintas memberi topping pada makanan yang dikonsumsi anak.
Ternyata variasi makanan itu penting banget, agar anak tidak bosan. Saya pun mulai browsing di internet, tentang makanan baik dan tidak baik untuk anak seusianya. Dari yang saya baca, makanan dengan varian keju sangat baik untuk balita yang berumur satu tahun lebih. Selain kaya kalsium, sumber protein dan Vitamin D, keju juga bisa memenuhi gizi harian anak.
Syukur, zaman sekarang internet sudah berkembang pesat. Pengetahun tentang menu pemenuhan gizi anak, lebih mudah diakses dan bervariasi. Apalagi ibu muda yang belum berpengalaman seperti saya. Hal ini tentu sangat membantu dalam menyajikan hidangan lezat bernutrisi bagi buah hati. Salah satunya makanan dengan campuran keju.
keju cheddar |
MEMILIH KEJU KRAFT CHEDDAR UNTUK BUAH HATI
Banyak keju yang beredar di pasaran dengan ciri khas masing-masing. Namun, saya lebih memilih keju KRAFT cheddar, salah satu brand unggulan dari Mondelēz Indonesia.
Kenapa KRAFT Cheddar?
Keju cheddar merupakan produk olahan turunan susu yang dapat memenuhi 30 persen kebutuhan kalsium harian, sumber vitamin D dan protein yang merupakan salah satu komponen esensial dalam pertumbuhan dan perkembangan anak.
Keju KRAFT cheddar olahan bisa berbentuk batang atau slice, berwarna kuning pucat, dan asin. Biasanya dipadukan dengan makanan berbagai rasa, tekstur, dan dikreasikan menjadi sajian lezat bernutrisi. Rasa creamy pada keju yang diparut ataupun dilelehkan, bisa menjadi penguat rasa makanan seperti roti, bubur, irisan buah segar dan lain sebagainya.
Menu makanan dengan padanan cheddar, telah menjadi pelengkap nutrisi anak saya hingga sekarang. Khususnya si sulung yang maniak keju. Dibanding adiknya, anak sulung saya cukup aktif, gesit dan kuat. Ternyata, salah satu dampak konsumsi keju, khususnya cheddar, sebagai sumber energi tinggi kalori, yang memberi dampak si sulung bisa terus bergerak dan tidak mudah lelah.
Jadi gak salah dong, sampai saat ini keju cheddar selalu menemani hari-hari keluarga saya.
Manfaat keju untuk kesehatan.
- Kekuatan Tulang
- Kesehatan Gigi
- Meningkatkan Imun Tubuh
- Perbaikan Sel Tubuh
manfaat keju cheddar |
Sebagai catatan untuk ibu yang memilih keju untuk dikonsumsi, aware ya bu, protein pada keju atau yang biasa disebut kasein, bisa memicu terjadinya alergi pada sebagian anak. Biasanya ditandai terjadi ruam dan peradangan di seluruh tubuh.
KAMPANYE KRAFT CHEDDAR #KEJUASLICHECK
Tiap ibu tentu ingin memberikan hidangan lezat bernutrisi untuk buah hati. Ibu memiliki peran penting dalam menentukan pola konsumsi rumah tangga, mulai dari menetapkan menu, memilih bahan, memasak dan menyajikannya.
Begitupun dalam memilih keju. Banyaknya pilihan keju cheddar di pasaran seringkali membuat ibu kesulitan menentukan keju cheddar dengan komposisi bahan baku tepat dan berkualitas bagi buah hati. Sebagai ibu cerdas, membaca label pangan olahan, adalah penting sebelum membeli, guna mengetahui produk yang dibeli sesuai dengan kebutuhan.
Menurut survei yang dilakukan KRAFT pada konsumen, lebih dari 61 persen ibu tidak tahu jika produk keju cheddar di pasaran, tidak semuanya berbahan utama keju cheddar. Sebanyak 77 persen ibu mengaku terbiasa melihat label pangan, dan sekitar 48 persen tidak tahu cara membaca susunan komposisi dengan benar.
Menyiasati Ibu yang kurang faham membaca komposisi keju cheddar dengan benar, KRAFT melalui kampanye #KejuAsliCheck, ingin membantu mengedukasi para ibu dalam memilih keju cheddar dengan komposisi bahan baku yang tepat dan berkualitas, sejalan anjuran Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) untuk melihat label pangan pada kemasan.
“Melalui kampanye ini KRAFT ingin memberikan edukasi kepada semua Ibu di seluruh Indonesia terkait kandungan nutrisi keju cheddar dengan komposisi yang tepat dan berkualitas. Kampanye #KejuAsliCheck dapat diterapkan melalui dua cara mudah, yaitu dengan memastikan keju pada urutan pertama komposisi (bukan air atau tepung) dan memiliki klaim nutrisi pada kemasan,”Dian Ramadianti, Senior Marketing Keju KRAFT
Nah, apa saja yang diedukasi dalam kampanye KRAFT #KejuAsliCheck?
- Memastikan keju Cheddar pada urutan pertama komposisi (bukan air atau tepung) dan memiliki klaim nutrisi pada kemasan.
- Keju cheddar KRAFT telah memenuhi semua kriteria yang dibutuhkan, dimana terbuat dari bahan utama Keju Asli New Zealand pada urutan pertama yang dilengkapi nutrisi Calcimilk yang kaya akan kalsium, serta sumber protein dan Vitamin D.
- Keju cheddar KRAFT juga memiliki rasa lezat dengan gurih keju yang khas, serta tanpa perisa tambahan
- Perhatikan Label Produk, penting cek produk yang sudah lolos BPoM sebelum membeli, seperti cek kemasan, cek label, izin edar dan tanggal kadaluarsa.
KRAFT cheddar merupakan pilihan produk keju yang tepat untuk berbagai kreasi sajian lezat bernutrisi untuk buah hati, karena telah memenuhi standar keaslian keju dan diperkaya berbagai nutrisi yang juga tertulis di label kemasan.
TETAP MEMILIH KEJU SAAT PANDEMI
Ketika pandemi melanda negeri tercinta, saya takut anak stres, bosan dan hilang nafsu makan sebagai akibat aktivitas anak yang biasa dilakukan di luaran, sekarang dilakukan di rumah. Kekurangan nutrisi dapat membuat kekebalan tubuh anak menjadi tidak optimal dan saya khawatir, anak menjadi lebih rentan terhadap infeksi virus.
Awal pandemi, anak memang kelihatan bosan di rumah, apalagi harus belajar daring dengan tugas sekolah yang mesti dikerjakan. Tapi rasa bosan mereka, hanya bertahan beberapa bulan saja. Setelahnya, pembatasan aktivitas anak di rumah, malah memicu meningkatnya nafsu makan mereka.
Ada saja makanan yang diminta. "Mi, buatin pasta carbonara ya, makaroni keju kayaknya enak lo mi, sandwich besok pagi ya mi" Rentetan menu makanan seperti ini, acap kali terdengar seperti list belanja bulanan. Gak dibuatin salah, dibuatin pengeluaran membengkak, eh!
Sebagai working moms, tentunya saya tetap memperhatikan kebutuhan menu seimbang anak. Buah, sayur dan bahan-bahan yang sering dikonsumsi anak, selalu standby di rumah. Variasi menu tetap saya utamakan, walau mereka doyan makanan yang sama berulang kali.
Menu dengan cita rasa keju selalu jadi prioritas. Sayangnya, saya kurang ahli dalam meramu makanan berbahan keju. Paling juga menu rumahan biasa seperti sandwich, makaroni keju, jasuke (jagung susu keju) dll. Pernah beberapa kali si sulung minta dibuatkan menu baru dengan beberapa topping di dalamnya. Sekarang gak perlu bingung lagi, cukup mencari resep di internet dan mengkreasikannya sendiri.
Di saat anak-anak udah mulai sekolah, kadang saya rindu dengan rengekan mereka "Mi, martabak keju, mi kejunya habis" hmmm.. nikmatnya jadi ibu.☺
No comments
Post a Comment