Kalau bercerita tentang hobi, banyak! Hobi saya tu menyesuaikan mood. Lagi hobi baca, apapun bisa jadi bahan bacaan, komik, majalah, sampai buku panduan belajar anak pun dilahap. Tahun lalu booming tanaman hias, eh.. latah juga mengoleksinya.
Pernah tahun 90-an, saya jadi pengumpul perangko (filateli). Era di mana surat menyurat masih berlaku, dan post card menjadi tren. Jadi lah berburu post card turis untuk dimintai perangkonya.
Dari hobi filateli, saya banyak tahu model, jenis dan ukuran perangko beberapa negara. Pada setiap perangko terdapat stamp tanggal yang tertinggal, sekaligus menjadi nilai histori. Sayangnya, hobi ini bertahan satu tahun saja.
Hobbies |
Lepas dari filateli, masih di bangku SMP, saya beralih mengumpulkan poster di majalah aneka yess, generasi 90-an pasti ingat, tiap aneka yess terbit, di bagian tengah majalahnya selalu disisipi poster keren. Banyak tu yang saya tempel di kamar, sebagian saya jadikan sampul buku catatan pelajaran dan sampul buku les matematika.
Hobi saya tu berubah sesuai keimpulsifan masa remaja, yang membawa kesenangan semata. Arah angin ke kanan saya ikut ke kanan, berubah haluan ke kiri, saya pun ikut ke kiri, sesuai mood booster kala itu.
Jadi hobi itu menurut saya, satu kegiatan atas rasa suka yang dilakukan dengan inisiatif sendiri, sebagai sarana mengisi waktu luang. Biasanya kesenangan akan berubah mengikuti tren berkembang. Siapa pun bisa melakukan hobi, tanpa terikat "harus" atau "nggak harus".
Namun, satu yang membuat saya salut, ketika hobi menjadi passion. Seperti yang pernah diungkapkan ibu-ibu komplek pendiri kafe Tea Box Sukajadi Batam, yang awalnya mereka hobi kulineran ke daerah-daerah Indonesia, akhirnya lanjut membuka kafe demi merealisasikan hobi bersama.
Yap, hobi bisa menjadi passion jika diiringi dengan nawaitu dan dilakukan sepenuh hati. Gemar sepakbola, beli klub bola, hobi ngoleksi baju, bikin butik sendiri, hobi main futsal, ya buat lapangan futsal, hobi membaca, rak buku pun penuh buku. Gimana kalo hobi menangin hati kamu? Hahaha, ini perlu digaris bawahi ya, khusus yang muda yang berkarya.
Lantas, sekarang hobi saya apa?
Kalau ditanya, apa hobi saya sekarang, bermain medsos! Tapi medsos yang menghasilkan. Bisa dari twitter, youtube, instagram bahkan blog pribadi.
Saat ini, sudah enam tahun, saya menulis di blog, bahasa kerennya jadi blogger. Ini bukan main job saya, hanya kesenangan menulis, sekedar hobi yang berubah menjadi passion, di samping profesi saya sebagai karyawan swasta.
Menjadi blogger itu enak, banyak teman, banyak koneksi, banyak ilmu gratis, sharing blog sesama blogger, dan banyak job.
Selain itu, dengan menulis, menjadikan saya banyak membaca, banyak melakukan riset, banyak mengenal tempat baru, banyak mengenal penulis, dan mengenal blogger ahli blogging dan jawara lomba. Pokoknya semuanya banyak.
Sungguh, dari hobi menulis, memberi warna berbeda dalam hidup saya. Dari zero hingga berubah menjadi nilai. Walaupun pencapaian belum sehebat blogger di luar sana, tapi menulis adalah hobi yang menjadi passion membanggakan sekaligus berbayar
Jadi, menurut saya, hobi dikatakan normal jika:
- Memberikan ketenangan dan kesenangan.
- Tidak menjadi beban akibat persaingan.
- Tidak menjadikan ia pekerjaan, yang setiap saat jadi pikiran.
- Tidak merugikan orang lain.
- Bisa menumbuhkan ide kreatif.
- Menambah wawasan seputar hobi
- Menambah pertemanan/komunitas
Menulis mungkin passion saya saat ini, tapi tidak menutup kemungkinan, kelak saya menemukan hobi baru, ketika masa kerja berakhir. Menjahit dan membuat model baju anak cantik, mungkin ini akan menjadi hobi baru yang masih saya simpan di kepala. Hanya tunggu waktu untuk terealisasi.
Akhir kata, apapun hobi mu, selagi membuat bahagia, dan tidak merugikan orang lain, pertahankan. Apalagi hobi berbayar, jangan kasih kendor.
No comments
Post a Comment