Kehamilan dan Kelahiran Unik yang Saya Alami

Saya salah satu mom beruntung yang pernah merasakan tiga kali proses kehamilan. Namun, ketiganya lahir dengan cara berbeda. Anak pertama lahir normal, itupun lahir sendiri di rumah. Anak kedua, saya mengalami keguguran di usia kandungan 7 minggu. Dan anak ketiga lahir secara caesar akibat malpresentasi janin (sungsang). Penasaran?

Let me tell you the story!

SAYA HAMIL

Kehamilan adalah satu anugerah bagi pasangan yang sudah menikah. Ada pasangan yang lama menunggu hamil, ada yang cepat, namun tak sedikit pasangan yang menunda kehamilan dengan alasan karir, kesiapan mental, finansial, ingin memaksimalkan momen berdua, dan lain sebagainya.

Saya adalah salah satu kriteria yang tak perlu menunggu lama untuk hamil. Di usia pernikahan kami yang baru menginjak bulan pertama, saya sudah berbadan dua. Awalnya gak ngeh kalau hamil. Tubuh tidak menunjukkan gejala layaknya wanita hamil, seperti mual, muntah, lemas dan gejala kehamilan lainnya. Saya tetap beraktivitas seperti biasanya.

Ketika mengunjungi rumah mertua, Ibu malah curiga ketika melihat pias wajah saya yang beda dari biasanya. Beliau pun bertanya, apakah saya hamil? Saya menjawab tidak kala itu. Mertua malah menyarankan saya membeli alat tes kehamilan untuk  memutus kecurigaannya.

Satu yang saya sadari, tamu bulanan saya memang belum datang setelah sebulan pesta pernikahan. Otomatis siklus haid sudah lewat satu minggu dari jadwalnya. Saya pun segera membeli alat tes kehamilan.

Saya disarankan untuk tes urine pagi setelah bangun tidur. Waktu ini hormon hCG paling bagus untuk menguji keakurasian alat tes kehamilan. Saya manut dan mengikuti saja segala intruksi Ibu mertua, karena memang saya belum paham betul seluk beluk kehamilan.

"Hormon human chorionic gonadotrophin (hCG) atau hormon kehamilan, terbentuk ketika sel telur dibuahi sel sperma yang menempel pada dinding rahim. Hormon ini yang akan terbaca pada alat tes kehamilan."

Tes berhasil. Saya positif hamil. Ucapan syukur keluar dari mulut saya, begitu juga pak suami. Walau belum kami diskusikan, setidaknya Yang Maha Kuasa sudah mempercayai kami memiliki momongan lebih cepat. Yang artinya kami sudah siap dengan segala resiko dan tanggung jawab.


kehamilan
kehamilan unik

Nah, waktu itu sempat kepikiran, gejala kehamilan seperti apa yang akan saya alami? 

YANG DIRASAKAN SAAT HAMIL ANAK PERTAMA 

Setelah saya positif hamil, saya mulai searching hal-hal yang berhubungan tentang kehamilan. Mulai dari makanan minuman yang dibolehkan dan yang tidak, mood ibu hamil, ngidam itu seperti apa, hingga hal berupa pantangan bagi orangtua dulu, saya harus lakukan. Kami pun check up ke dokter kandungan, dan hanya bisa melihat titik hitam sebesar biji kacang ijo.

kehamilan
tanda kehamilan

Beberapa teman kerja juga sharing pengalaman mereka saat hamil anak pertama. Pengalaman yang tentu saja tiap mereka berbeda-beda. Namun, saya mencoba fokus dan mengambil cerita bahagia saja daripada cerita buruk yang mungkin nantinya membuat stres.

Dari sharing pengalaman teman dan beberapa artikel yang saya baca, gejala kehamilan umum yang sering terjadi antara lain:

Tidak Menstruasi, Dada Berisi dan Nyeri, Morning Sickness, Hilang Selera Makan , Lemas dan Tidak Bertenaga, Keluar Flex

Dari poin di atas, hanya keluar flex yang tidak saya alami. Beberapa teman kerja malah banyak yang mengalaminya. Bagaimana respon tubuh saya ketika hamil, saya akan urai di bawah ini.

Saya sadar belum menstruasi ketika lewat sepuluh hari dari jadwal haid. Ketika ibu mertua bertanya, saya baru ngeh sudah telat satu minggu lebih.

Siklus menstruasi saya tergolong normal 28 hari. Misalnya bulan lalu saya datang di tanggal 17, bulan ini sudah dipastikan datang tanggal 15. Selalu berputar seperti itu. Namun sebagian perempuan ada yang bisa datang lebih cepat bahkan lebih dari 28 hari.

Bagian dada saya mulai terlihat bengkak, berdenyut dan sakit ketika hamil usia empat minggu. Area di sekitarnya pun berubah warna. Hal ini disebabkan perubahan hormon hingga memicu aliran darah lebih banyak ke jaringan otot dada. Semakin tinggi usia kehamilan dada semakin bengkak oleh asi. Makanya tidak heran, jika ibu hamil termasuk saya, area dada berubah signifikan.

Rasa mual dan muntah atau dikenal dengan morning sickness, terjadi di minggu ke enam. Saya tidak kuat menahan gejolak dalam perut yang minta dikeluarkan. Muntah kuning dan berasa pahit, hampir tiap pagi saya alami. Terlebih setelah menggosok gigi. 

Kepala saya pusing, lambung perih, lidah pahit, susu hamil pun tidak bisa saya telan, hingga selera makan pun ikut menghilang. Setiap saya coba memasukan makanan, yang ada malah keluar lagi. Begitu pun minum. Saya hanya bisa minum minuman dingin yang ada rasa, seperti teh botol, dan sirup.

Yang terjadi kemudian saya lemas, lesu, tak bertenaga. Selama dua minggu tidak ada makanan yang masuk kecuali air berasa. Ngidam pun hanya sekali, saya hanya ingin tidur tanpa gangguan. Syukur Alhamdulillah, kondisi ini tidak membuat saya menginap di rumah sakit.

Bagaimana dengan indra penciuman? bukankah ibu hamil sangat peka dengan aroma tertentu? Iya, saya pun gitu. Aroma lemon, bau masakan, bahkan bau suami sendiri saya tidak suka. Tisu dan kacang kacangan, harus stand by untuk meminimalisir rasa antipati penciuman.

Apa yang saya lakukan untuk menetralisir kondisi di atas?

1. Bawa Cemilan

Saya selalu membawa camilan ringan dan buah ke kantor. Kacang kedele dan almond, kacang ijo rebus dan pir hijau, menu yang wajib ada dalam tas saya. Karena hanya menu di atas yang bisa lolos masuk ke lambung saat itu. Makan cemilan di saat hamil muda, sangat bagus untuk mengurangi mual yang melanda. Kacang-kacangan, yogurt, buah-buahan dan biskuit, salah satu alternatif pilihan yang bisa dikonsumsi ibu hamil. 

2. Hindari Aroma Pemicu Mual

Saya menyadari ada beberapa aroma yang cukup menggangu indra penciuman. Saya memilih menjauh dari aroma tersebut dan mencari tempat aman sebagai antisipasi. Saputangan dan tisu, juga harus hadir sebagai alat penetralisir. Peka terhadap aroma tidak membahayakan, hal ini dikarenakan produksi hormon hCG lebih banyak, hingga otak merespons gejala seperti yang dirasakan ibu hamil.

3. Tidur Cukup

Istirahat sangat penting saat kehamilan trimester pertama, apalagi hamil dengan kondisi sedikit "ribet". Hal ini sangat bagus untuk merecharge energi ibu hamil sekaligus mengurangi rasa mual, dan lelah.

SAATNYA LAHIRAN

Memasuki usia kandungan empat bulan, selera makan mulai menggebu. Makanan apa saja masuk, porsi makan pun lebih dari biasanya. Mual, muntah, pusing dan segala macam lenyap sudah. Saat ini, saya pun sudah bisa minum air mineral.

Saya kembali cek ke dokter kandungan untuk memastikan tidak ada masalah dalam kehamilan saya. Alhamdulillah, kandungan ibu dan bayi saya sehat. Masukan tentang lahiran dari keluarga, teman dan kerabat, mulai berseliweran di telinga saya. Sekali lagi, saya hanya mau mendengar yang baik dan bagus agar tidak stres.

Apa saja yang saya lakukan di kehamilan 4 bulan hingga melahirkan?

👉 Usia kandungan 16 minggu saya kembali USG, selera makan mulai muncul, dan berat badan naik 2kg. Penciuman kembali normal, badan sudah mulai stabil, saya pun kembali aktif, gerak sana sini. Di usia kehamilan ini, makanan dengan nutrisi baik seperti protein dan karbohidrat tinggi, sukses saya lahap untuk mengembalikan stamina saya yang hilang di awal trimester. Selain itu buah dan sayuran hijau harus selalu ada. Makanan dan minuman sehat, dipercaya membentuk kecerdasan anak dan membuat ibu dan bayi sehat saat lahiran.

👉7 bulan, saya USG ketiga, bayi sudah lincah bergerak, dan melakukan sentuhan kecil yang menimbulkan rasa seperti gelembung air. Saya mulai rajin membaca buku tentang persalinan dan searching tentang peralatan baby.

👉 8-9 bulan, saya rutin bergerak, mengasilkan gerakan kecil di sekitar otot panggul seperti naik turun tangga, ngepel lantai menggunakan tangan, hingga nyuci tanpa mesin. Saya sangat tersiksa waktu itu, namun mama saya bilang, agar mudah melahirkan. Di samping itu, sekali seminggu saya minum air kelapa muda, dan lagi lagi kata orangtua, supaya anak  mudah brojolnya, bersih dan tidak berlemak. Manut sama orang tua adalah pilihan terbaik.

MELAHIRKAN ANAK PERTAMA

Saya memilih melahirkan di bidan sebelah rumah saja. Walaupun dari tempat saya bekerja tersedia klinik sebagai rujukan, namun saya memilih yang terdekat, agar keluarga bisa pulang pergi tanpa waktu lama.

Saya mulai kontraksi selesai magrib pukul 18.35. Ketika itu saya sedang baring sambil nonton tv. Menurut dokter saat cek kandungan terakhir, HPL (Hari Perkiraan Lahir) saya, satu minggu lagi. Ternyata datang lebih cepat.

Awalnya kontraksi berselang 20 menit sekali. Selama itu saya masih bisa mencari posisi aman untuk sedikit meredakan sakit yang saya rasakan. Setelah itu, ritme kontraksi turun jadi 10 menit, 5 menit hingga tidak ada lagi posisi nyaman yang bisa meredakan pergerakan dalam rahim. Saya pun cek ke bidan sebelah dan kembali pulang ke rumah.

Sampai di rumah, pinggang rasanya terbakar, kepala pusing, dan sakit yang tiada tara mulai menyerang sendi tubuh saya. Suami hanya bisa mengelus lembut bagian punggung. Bidan itu mengatakan, masih bukaan satu, kemungkinan siang besok lahiran. Ia pun menyuruh kami jalan untuk membuka jalan lahir.

Saya bersandar ke suami jalan sekitar rumah, sambil gemetaran menahan sakit. Sesekali duduk dan jongkok. Saya tetap fokus jalan, tidak ada teriakan, apalagi tangisan dan air mata. Saya hanya mengeluh sambil mengucap asma Allah di dada suami. Alasannya, saya tidak ingin lemas saat lahiran.

Singkat kata, anak saya lahir di rumah, tepatnya lahir sendiri. Perempuan, BB 3kg, PB 49cm. Ya, ketika rebahan di kasur, suami tidak tahan melihat saya yang kesakitan. Ia pun mengusulkan untuk langsung ke bidan saja. Baru dua langkah saya berjalan, anak saya lahir, tepatnya jatuh di atas kasur (waktu itu kami sengaja tidak memakai ranjang tidur). Saya kaget, dan langsung terduduk. Suami langsung memanggil bidan untuk tindakan lahiran. Waktu itu saya melahirkan di usia kandungan sembilan bulan lebih satu minggu,  dengan berat badan yang naik 16 kg.

"Kontraksi persalinan merupakan kondisi di mana otot rahim mengencang dan mengendur. Kontraksi sering digambarkan sebagai sensasi kram dan kencang, yang menyebabkan bagian atas rahim (fundus) mengencang dan menebal sedang serviks dan bagian bawah rahim menegang dan rileks" - ibupedia-

 Sekedar tips persiapan menjelang Persalinan :

  • Mom bisa melahirkan di mana saja, jika kondisi kehamilan sehat. Sebaiknya cari dokter atau bidan yang terpercaya. Namun jika kandungan bermasalah, rumah sakit adalah pilihan terbaik untuk persalinan.
  • Bila ingin melahirkan di klinik terdekat, pastikan jarak klinik dekat dengan rumah sakit, sebagai antisipasi bila terjadi emergency.
  • Jangan percaya mitos-mitos yang beredar, seperti air ketuban pecah, pertanda bayi langsung keluar atau  bayi akan termakan air ketuban dll, saya sendiri malah tidak mengalami pecah ketuban, hanya darah dan kontraksi hebat yang menandakan saya akan melahirkan.
  • Perbanyak gerak menjelang lahiran sangat bagus dilakukan, hal ini dikarenakan posisi kepala bayi sudah berada di bawah yang memungkinkan jalan lahir terbuka sempurna.
  • Saat kontraksi, mom jangan panik, atau berteriak yang akhirnya akan menguras tenaga.  Prinsip saya, tetap tenang, berdoa dan sugesti diri, bahwa yang kita lahirkan adalah adalah buah hati tercinta.
kehamilan
tanda kelahiran


HAMIL ANAK KEDUA DAN KETIGA

Ketika anak pertama berumur 2.5 tahun, saya kembali hamil, namun tidak bertahan lama, saya pun keguguran di usia 7 minggu. Sedih dan mengharu biru pastinya.

Entahlah, di hamil yang kedua ini, saya cepat lelah dan stres. Badan sedikit menolak, mungkin hal ini juga yang membuat janin tidak bertahan lama. Saya dikuretasi dan istirahat selama dua minggu.

7 Bulan kemudian, saya kembali hamil anak ketiga. Kali ini saya tidak mau gagal lagi. Belajar dari pengalaman anak kedua, saya lebih rileks dan ekstra fokus dengan kehamilan. Syukurnya, saya tidak mengalami mual dan muntah berkepanjangan seperti anak pertama. Yang saya rasakan hanya rasa malas beraktifitas sore hari. Sepulang kerja, bawaan bayi selalu ingin tidur cepat.

Tidak ada pantangan ataupun ngidam. Semua normal layaknya tidak hamil, hanya bagian tubuh menonjol di beberapa tempat, yang menunjukan saya hamil. Makan dan minum pun lancar jaya.

"Kuret adalah prosedur pembedahan serviks (dilatasi) dan pemotongan jaringan yang berada di sekitar rahim untuk menangani masalah pada sistem reproduksi wanita". - ibupedia.com-

MELAHIRKAN ANAK KETIGA

Melahirkan normal tentu dambaan saya. Namun kali ini saya harus menjalani sectio cesarea atau caesar sebagai akibat malpresentasi janin / sungsang. Kepala anak tidak dijalan rahim, tapi stuck miring ke sebelah kiri. Saya pun konsultasi ke dokter. Saya disarankan untuk rajin melakukan posisi sujud dan membujuk bayi agar mau memutar dirinya.

Namun usaha saya sia-sia. HPL sudah melewati 3 minggu. Terakhir Usg, dokter malah menyarankan untuk operasi, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Pak suami pun setuju, walau ada sedikit rasa kecewa dalam hati saya, karena tidak bisa lahiran normal.

Ketika proses caesar berlangsung, saya bisa mendengar suara perawat dan dokter yang mengatakan, bahwa air ketuban saya tinggal sedikit. Sewaktu caesar berlangsung, badan hanya mati rasa sebatas pinggang ke bawah. Saya pun berdoa dalam hati agar tidak terjadi hal buruk sama bayinya.


MELAHIRKAN NORMAL ATAU SESAR?

Pilih normal dong. Banyak ibu yang memilih metode persalinan normal dibanding caesar. Namun tidak sedikit yang beralih ke caesar. Di samping menjadi seorang ibu seutuhnya, pada persalinan normal, proses penyembuhan lebih cepat. Sedangkan pada caesar, luka harus kontrol ke dokter untuk melihat bagus tidak jahitan pada perut bagian bawah.

Sekarang tergantung pandangan mom tentang lahir normal atau caesar. Mom juga bisa baca artikel menarik di ibupedia sebagai referensi. Mau yang mana mom?  Yuk share di kolom komentar.


9 comments

  1. Thx infonya. Perjuangan seorang wanita saat melahirkan luar biasa. Apalagi melahirkan saat pandemi ini harus. Diupayakan tetap happy, selalu berdoa, taat prokes, dan jangan stres karena bisa mempengaruhi janin. Nutrisi lengkap, istirahat cukup, dan tentu saja konsultasi dengan dokter kandungan. Sehat dan berkah selalu

    ReplyDelete
  2. Seneng banget bisa melahirkan dan merasakan kehamilan ya mbak. Memang hamil dan melahirkan itu perjuangan namun nikmatnya tiada tara

    ReplyDelete
  3. ya allahhh gimanaa rasanyaa lahira di rumah sendirii.. huaa.. adik iparku malah nampani anaknya sendiri lahiran di kamar mandi.. hikss..

    ReplyDelete
  4. Baca ini jadi inget masa masa hamil dan melahirkan anak pertama dan kedua sama sama tidak ada keluhan, lahirpun proses cepet banget meski lebih HPL dan di pacu pakai obat transvaginal bikin cepet mules dan langsung lahir. Alhamdulillah perjuangan ibu melahirkan itu bikin terharu bahagia ya mam.

    ReplyDelete
  5. Pengalamannya bisa banget dijadikan bahan bacaan buat saya yang belum hamil nih mbak. Terima kasih sharingnya

    ReplyDelete
  6. Makasih banyak, infonya sangat menarik, terutama utnuk yang sedang hamil pertama kali.. mungkin bisa ditambah dengan masa kekinian di zaman covid ini..

    ReplyDelete
  7. Wah asik banget ya bidannya dekat rumah bahkan bisa lahiran di rumah ya. Klo aku siy lahiran normal atau sesar tergantung kondisi kesehatan aja. Alhamdulillah aku lahiran pertama normal. Blom tau ntar anak kedua soalnya blom hamil lagi siy. Semoga ya. Hehehe

    ReplyDelete
  8. Proses kehamilan selalu mempunyai cerita tersendiri ya... dulu tuh aku pinginnya hamil tanpa keluhan apa-apa atau istilah jawanya "ngebo", tapi ternyata pada kehamilanku yang pertama dan kedua semuanya mengalami teler di tri semester pertama.

    ReplyDelete
  9. Setiap kehamilan dan lahiran pasti punya cerita tersendiri ya, kisah yg pertama kayak saya banget waktu lahir, dulu ibu saya pulang dari bidan buat kontrol eh malah tiba2 lahiran di rumah

    ReplyDelete

Terima kasih telah berkunjung ke blog saya, silahkan berkomentar dengan sopan.