Kerja Kantoran atau Ibu Rumah Tangga?

Berbicara tentang profesi, saat ini saya menjalani dua sekaligus, sebagai karyawan swasta di salah satu perusahaan Jepang, dan ibu rumah tangga untuk sepasang anak. 

Kedua profesi ini cukup membuat warna di keseharian saya. Bagaimana waktu pagi saya berjibaku dengan urusan dapur, sekaligus menyiapkan perlengkapan sekolah anak, setelahnya beberes pergi ke kantor. 

Di kantor pun job yang saya handle ada dua. Section Purchaser dan document preparation. Section purchaser di sini saya harus memastikan kesiapan material produksi untuk satu bulan ke depan. Sedangkan bagian document, lebih kesiapan Standard Working Procedure (SWP)

Kerja Kantoran atau irt
Kerja Kantoran atau ibu rumah tangga


Suka keduanya, banyak ilmu yang saya dapat dengan menghandle dua job. Bertemu banyak orang, dan lebih banyak tahu kandungan material dalam satu produk.

Sembilan jam berada di kantor, managemen waktu harus disusun sedemikian rupa. Bagaimana sepulang kerja, saya harus menyiapkan makan malam, nyapu, ngepel. Belum lagi mendampingi anak belajar dan cucian diputar. Eh, kelar semua, dilanjut nulis di blog. 

Secara logika, kegiatan di atas akan menghabiskan waktu kurang lebih tiga jam. Tapi kenyataannya malah lebih cepat. Tau kan emak-emak  punya seribu tangan?

Capek? Ya pasti lah.

Napa gak milih salah satu aja sih?

Jangan tanya kenapa saya gak milih salah satunya. Karena saya tidak mau memilih. Keduanya sama penting dan menjadi komitmen saya dari dulu.

Bekerja di perusahaan sudah saya jabani jauh sebelum menikah. Hal ini pun sudah discuss dengan suami, kalau saya diizinkan tetap bekerja setelah menikah. Selain itu, menjadi karyawan merupakan passion saya dari dulu.

Banyak kok yang memimpikan bekerja sekaligus  mengurus keluarga. Selama saya masih produktif, paksu gak komplain, anak-anak juga gak kekurangan, why not?

Saya juga appreciated tuk emak yang memilih resign dari kantor demi fokus mengurus keluarga. Menjadi ibu rumah tangga adalah pekerjaan tingkat tinggi. Saya masih ingat emak saya yang sanggup membesarkan delapan anak dengan pendapatan gaji suami saja. Emak harus pintar memutar uang, dari buka warung, nitip gorengan ke warung depan, semua demi anak bisa makan dan sekolah. 

Semua pekerjaan ada risikonya. Sejauh mana kita bisa memikul dan meminimize risiko yang timbul, agar tidak menjadi masalah besar. Dua kerjaan otomatis bebean juga semakin berat.

Kenapa saya masih bekerja sampai sekarang?

Pertama, karena saya menyukainya. Tidak banyak ibu yang bisa fokus dengan dua kerjaan. Alasan anak tidak ada yang jaga, sampai kendala tidak bisa membagi waktu. Alhamdulillah, urusan anak masih bisa saya atasi dengan menitipkan pada kakak. Dulu waktu kecil pun anak-anak dijaga kakak perempuan saya, yang kebetulan lebih banyak kerja di rumah. Syukur, anak-anak tidak komplain, dan paham kalau maknya pekerja.

Kedua, Belum mapan secara finansial. Namanya manusia, selalu ada rasa kurang. Awal menikah, keuangan kami sempat terpuruk cukup lama. Belum lagi cicilan rumah yang mesti dilunasi. Dengan bekerja, setidaknya saya ada pemasukan setiap bulannya. Bisa menutupi biaya rumah tangga.

Lagipula, mumpung  anak masih kecil, saya bisa mantain keuangan sejak dini. Mulai dari menyiapkan dana sekolah, rehab rumah, menabung keperluan masa depannya. Seumpama perusahaan tutup, saya sudah ada persiapan. Tau kan mak, kalau anak sekolah, pengeluaran banyak banget?

Ketiga, karena saya mampu dan masih produktif. Selagi masih muda, tidak ada salahnya memanfaatkan kesempatan yang sudah dipercayakan kepada saya. Insya Allah saya bisa mengemban amanah tersebut.

Sejatinya, manusia sanggup mencari ilmu, agar tahu hal yang menunjang kehidupannya. Manusia mampu mendesain membentuk dan mengkreasikan satu hal, agar mudah beraktivitas. Potensi harus dimanfaatkan bukan? 

Itulah sekelumit profesi yang saya jalani sampai sekarang. Share dong mak profesinya?

2 comments

  1. Kalau saya IRT, tapi juga nggak pernah nggak capek wakakakaka.
    Ya karena jadi ibu bekerja di rumah itu, sulit memisahkan antara kerja dan keluarga.
    Apalagi jadi single fighter kayak saya :D

    Semangat untuk kita para ibu yang hebat :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Semangat mom Rey, Ibu hebat akan selalu menang melawan masalah.

      Delete

Terima kasih telah berkunjung ke blog saya, silahkan berkomentar dengan sopan.