Kampung Sawah Marina Batam

Sering wara wiri di jalan marina city, saya baru tahu ada spot kekinian dengan kumpulan padi hijau menyejukkan mata, yang bernama kampung sawah.

Informasi kampung sawah ini sempat viral di Batam, melalui unggahan teman yang  berseliweran di beranda medsos saya.

Uniknya, saya dan anak-anak malah sering singgah di wisata jambu marina yang berada persis di sebelah kampung sawah ini. Waduuh..kemana aja ya saya selama ini?


Kampung sawah Batam
kampung sawah batam


Baiklah, tak perlu mukadimah panjang lebar, saya akan cerita seputar kampung sawah Marina Batam di bawah ini.

TENTANG KAMPOENG SAWAH BATAM

Kampung sawah Batam bukanlah hamparan sawah luas dengan aktivitas petani di dalamnya. Namun, berupa petak-petak sawah kurang lebih 25 an, yang berukuran 3x5meter, di bawah kaki bukit jalan raya marina city. Tepatnya di kawasan agro marina Bp Batam.

Awalnya, kampung sawah ini dibuat sebagai wisata edukasi padi bagi siswa PAUD hingga sekolah menengah, dengan tujuan, mengenalkan mereka proses perkembangan padi, mulai dari pembibitan, penanaman hingga memanen. Sekarang, kampung sawah malah beralih fungsi sebagai satu destinasi wisata alam bagi masyarakat umum.

Dari informasi pengelola, rombongan siswa Batam yang berkunjung ke kampung sawah ini, cukup ramai. Namun sejak pandemi covid melanda, jumlah pengunjung menurun signifikan. Syukurnya, pihak pengelola tetap menjaga kelestarian kampoeng sawah, hingga situasi membaik seperti sekarang.

Bagi siswa yang datang ke sini, bisa memilih paket yang telah di sediakan.

PAKET A, IDR 60.000 per siswa

  • Sarapan ala petani (rebusan: jagung, ubi, pisang).
  • Garden tour Jambu Madu
  • Memberi makan ikan di kolam ikan
  • Padi (edukasi padi).
  • Praktek menanam padi.
  • Free makan siang untuk 3 guru.
PAKET B, IDR 30.000 per siswa
  • Sarapan ala petani  (rebusan: jagung, ubi, pisang).
  • Garden tour Jambu Madu.
  • Memberi makan ikan di kolam ikan.
  • Padi (edukasi padi).
  • Praktek menanam padi.

SAYA KE KAMPOENG SAWAH 

Menemukan sawah di tengah hiruk pikuk industri Batam, seperti menemukan oase di tengah padang pasir. Itulah yang saya rasakan ketika berkunjung ke salah satu spot "desa" di kota Batam. 

Ketika sampai di lokasi kampung sawah, kami sudah disambut gerbang beratapkan daun kering.  Tiket masuk sebesar Rp. 10.000 per orang. Dekat lokasi  tiket, tersedia caping petani yang bisa digunakan pengunjung secara free, untuk mengitari area sawah.

Saya pun menyusuri jalan selebar dua meter yang beratapkan daun kayu kering. Krucils yang antusias, berlari lari kecil sambil sesekali bersenda gurau. 

Beringsut ke depan, terlihat beberapa pendopo kayu, bunga-bunga tersusun rapi, dan tanaman jambu madu muda yang melambai-lambai tertiup angin, seolah olah menyambut kedatangan kami. 

Setelahnya, kami menemui jembatan kecil, daaaannn... penampakan sawah langsung di depan mata. Padi hijau, menguning, real layaknya pedesaan.

Tanpa aba-aba, krucils langsung masuk ke pematang sawah, berjalan manis dengan senyum mengembang. Saya cukup mengikuti mereka dari belakang saja. Biar lah mereka menikmati kegembiraan bertemu sawah, yang biasanya hanya dilihat di televisi.

Sambil mengawasi anak-anak, tak lupa saya mengurai pandangan ke sekeliling sawah. Tampak orang orangan sawah bergerak guna mengusir burung pemakan bulir padi.

Kampung sawah batam
area persawahan

Di sisi petak sawah, tersedia dangau atau pondok kecil untuk bersantai, sambil di temani semilir angin. Suara cicit burung yang terbang dari satu padi ke padi lain, membuat suasana kampung terasa alami.  

Untungnya pengunjung tidak begitu ramai. Sebagian besar pengunjung adalah rombongan keluarga dengan anak kecil seusia TK dan SD. Mereka berpoto di spot sekitar sawah, berjalan santai mengitari pematang, bahkan ada keluarga makan bersama di dangau sambil menikmati semilir angin sejuk sebagai AC alami.

Sungguh kampung sawah healing terbaik masyarakat Batam, setelah pandemi.

Apa hanya sawah saja yang ada di sini? 

Taman labirin ada juga kok di sini. Masuk sepuasnya mengitari labirin-labirin, cukup membayar 5000 rupiah, bisa bermain sepuasnya.

Di sebelah taman labirin ada hammock dan juga rumah pohon yang bisa dinaiki krucils demi view yang lebih fantastic.

Last, saya sangat  mengapresiasi keberadaan adanya kampoeng sawah sebagai media pembelajaran dini anak, mengenai proses tumbuh kembang tanaman padi. Apalagi padi merupakan sumber makanan pokok terbesar di negeri kita tercinta.

Sudah seharusnya pemerintah daerah meningkatkan media edukasi seperti ini, di tengah kurangnya kepeduliaan anak muda sekarang tentang hal-hal yang berbau edukasi. 

Yuk..ke kampung sawah..

FB : Kampung Sawah Batam

IG : kampungsawah_batam

WA, No Call : 0822 8331 0212

2 comments

  1. seru banget dan tempatnya juga menyenangkan ya
    kalau ajak keponakan kesini bisa betah dan tarif turnya juga ga mahal

    ReplyDelete
  2. Udah lamaaaa bgt trakhir ke Batam 😄. Jujur aku udah ga inget seperti apa. Tapi kalo baca banyak cerita temen2, pasti Batam udah bener2 berubah sekarang.

    Jadi pengen sih mba ke sana lagi.

    Itu turnya ga mahal juga yaaa. Lumayan ngajarin anak2 utk tau gimana padi di tanam. Biar ga buang2 nasi 😁

    ReplyDelete

Terima kasih telah berkunjung ke blog saya, silahkan berkomentar dengan sopan.