Skip to main content

Posts

Showing posts from December, 2020

Update Vaksin Covid Terkini di Halodoc

Sembilan bulan lebih virus Corona menghantui kehidupan kita. Selama itu pula, kita dipaksa w ork from home dan mengurangi aktifitas di luaran. Hal tersebut bukan tanpa sebab, dibatasinya mobilitas masyarakat oleh pemerintah, adalah untuk mengurangi penyebaran virus corona. Mengingat, penyebaran corona sebagian besar terjadi lewat droplet atau percikan cairan dari batuk atau bersin pasien Corona virus Disease (Covid-19). Bila mobilitas masyarakat tetap seperti biasa, maka risiko menghirup atau terkena droplet hingga terjangkit Covid-19 akan lebih besar.  Namun dibalik ultimatum pemerintah membatasi mobilitas masyarakat, dan menutup beberapa tempat yang memicu kerumunan massa, masih ada saja kebutuhan mendesak yang mengharuskan kita untuk berpergian keluar rumah, seperti membawa anak atau saudara ke rumah sakit. Walau ada rasa was-was akan penyebaran virus yang lebih berpotensi di klinik atau rumah sakit, namun sejatinya, fasilitas medis paling dibutuhkan selama pandemi berlangsung. Saa

Wisata Mangrove "Merdeka" ke Kampung Tua Serip Nongsa Batam

Salah satu spot wisata yang paling digemari wisatawan ketika di Batam adalah jembatan Fisabilillah atau Jembatan Habibie atau lebih dikenal dengan nama Jembatan Barelang. Tinggi, megah, dan menakjubkan, mungkin itulah kesan pertama melihat jembatan Barelang. Jembatan kebanggaan Kota Batam ini, sering dijadikan ajang selfie dan ber-wefie para wisatawan. Selain itu, jembatan dengan tiang kokoh tinggi yang menyanggahnya, juga menawarkan view indah lautan luas dengan pulau-pulau kecil yang menghiasinya. Duduk manis di sisi jembatan, atau sekedar berjalan ke ujung jembatan pun menjadi alternatif pengunjung menghabiskan waktu senggang mereka, sembari mencicipi jajanan ringan, seperti jagung bakar, sate, aneka keripik dan lain sebagainya. "Jembatan barelang merupakan pilot project berteknologi tinggi yang melibatkan ratusan insinyur Indonesia (tanpa campur tangan dari tenaga ahli luar negeri), yang menghabiskan anggaran sebesar Rp400 miliar selama enam tahun (1992 – 1998) pembangunannya.